lunedì, aprile 18, 2005

Antara Tita, Ibu, Dendi dan Dori

"Assalamu'alaikum!! Tita pulang!!"

Teriak Tita. Namun tak ada seorang pun yang menyahutinya. Loh? Ibu kemana? Dendi kemana? Biasanya sore-sore begini ibu dan Dendi yang adalah oma dan cucu, akan terlibat dalam obrolan seru .. maksutnya berantem gara-gara rebutan nonton tivi!! Namun kali ini Tita cukup dibuat heran. Kok sepi?? Kemana sih ibu dan Dendi??

"Bu? Ibu!!???"

Tak ada jawaban. Tita mengechek kamar ibu. Sepi. Di kamar Dendi pun sama sepinya. Di ruang tamu, kedua-nya juga nggak ada. Tita segera ke ruang sholat, ibu dan Dendi tetap nggak keliatan!! Wah,.. gawat nih. Kok rumah dibiarkan terbuka pintu-pintunya sedangkan orang-orang pada nggak keliatan?? Mengundang pencuri dong!?

Di meja makan Tita mendapati secangkir kopi yang masih panas. Artinya, sebelum dia pulang dari kantor jam 4 tadi, ibu masih di rumah ini. Lalu sekarang kemana?? Tita menjadi gelisah sendiri. Hal-hal yang tak enak memenuhi pikirannya. Ah,.. kemana sih ibu dan Dendi? Masa mereka tega ninggalin rumah tanpa mengunci semua pintu dan jendela? Masa mereka tega membiarkan Tita ngopi sendirian??

Lima menit .. sepuluh menit .. setengah jam. Ups, hampir jam 5! Tita belum juga berganti pakaian, masih menggunakan celana panjang dan blazer kerjanya. Kopi telah setengah diteguknya dan nggak ada tanda-tanda kemunculan ibu dan Dendi!! Kemana sih!?? Tita jadi uring-uringan sendiri. Menjadi tak enak dengan keadaan yang membuatnya merasa menjadi manusia sebatang kara. God!! I want them back now. Tapi mereka sebenarnya kemana??

"Ibbbbuuuuuuuu!!!!!!!!!!!!!!"

Akhirnya, jeritan Tita yang membahana menyebabkan terdengarnya langkah kaki dari belakang rumah .. siapa!?

"Tita .. udah pulang sayang?? Kopinya udah diminum??"

Ibu muncul bareng Dendi. Tita cemberut. Huh ibu. Masa nggak tau sih kalau Tita paling sebel ditinggal sendiri? Apalagi kalau pulang kantor nggak ada yang menyambut?? Fiuh. Ibu dan Dendi nampak pucat .. ragu-ragu .. takut. Hei hei .. what's wrong?

"Ta .."
"Duh ibu .. Dendi .. kok keliatan gugup gitu sih? Ada apa sebenarnya? Dan kenapa semua pintu dibiarkan terbuka sedangkan ibu dan Dendi nggak ada? Nah,.. ibu dan Dendi ini dari mana?? Masa iya sih tadi nggak denger Tita kasih salam??"

Ibu dan Dendi semakin pucat. Keduanya saling lirik .. keduanya kemudian duduk. Dendi langsung meminum susuk coklat panasnya dan ibu mengelap keringat di keningnya. Tita mengeluarkan tisu dan membantu ibu mengelap keringat yang bercucuran disitu. Tita sayang ibu. Tita cinta ibu. Juga Dendi, keponakan yang telah menemani mereka sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak hingga sekarang kelas 6 sd!

"Bu, ada apa?"

Tanya Tita sedikit lebih pelan. Dia merasa sesuatu telah terjadi. Yang menyebabkan ibu dan Dendi nampak seperti orang bersalah yang gugup sedemikian rupa.

"Ibu juga Dendi dari kebun belakang Ta."
"Ngapain?"
"Ngg .."

Ibu melirik Dendi. Dendi terdiam dengan sejuta wajah penuh misteri. Ah!! Tita paling nggak suka dibuat penasaran seperti ini. Dihirupnya kopi yang tinggal setengah hingga tandas. Ditatapnya sang ibu tercinta lekat-lekat. Meskipun nampak keriput disana sini .. namun Tita masih dapat melihat sisa-sisa kecantikan masa muda ibunya. Masih banyak kasih sayang yang terpancar dari sang ibu .. Tita tersenyum.

"Bu .. ada apa? Bilang saja. Tita nggak marah kok."
"Kamu belum masuk ke kamar mu??"
"Belum. Malas banget dah kalau pas pulang kantor ibu dan Dendi nggak ada. Jadi nggak mood .. ke kamar sekalipun!!"
"Kalau gitu kamu masuk ke kamarmu dulu sayang .."

Tita mengerutkan kening. Loh .. ada apa sih!??? Tita menurut. Beranjak dari ruang makan menuju kamarnya. Nggak ada yang berubah. Ranjang berlapis seprei biru masih ditempatnya, seperangkat stereo disamping komputer masih nangkring dengan manisnya, Doraemon besar pun masih tersenyum gokil dari sudut kamar... Dan Dori .. ga ada!?

"IBBBBUUUU!!! DENDDDIII!!! DORI KEMANA!!???" Tita lemes melihat aquarium mini-nya kosong melompong. Nggak ada ikan hias biru yang Tita sendiri nggak tau jenisnya apa .. yang selalu membuatnya melupakan stress dan masalah-masalah. Ikan biru yang dinamainya Dori gara-gara mirip banget sama Dori sahabat papa si Nemo.

"Ta .. Dori sudah ibu kubur di kebun belakang. Tadi ibu dan Dendi bersihin kamarmu .. nggak sengaja ibu menyenggol aquarium dan jatuh. Dendi terkejut dan nggak sengaja juga menginjak Dori .. langsung mati Ta. Maafin kami Ta."

Nampak wajah penyesalan disitu. Tita sedih. Dihampirinya aquarium mini berbahan 'mica' yang memang nggak bakal pecah meskipun terpelanting ke lantai .. namun isinya kosong. Yang ada hanya kehampaan. Tita keluar kamar dengan mata berkaca-kaca. Segera dia menuju kebun belakang. Di sana ada gundukan kecil banget .. Dori ada disitu .. Tita menangis.

Ibu dan Dendi saling pandang dengan wajah menyesal. Tita berlutut di tanah dan mengelus gundukan tanah kecil tersebut. Dalam hati Tita berkata 'selamat jalan Dori, mungkin kamu nggak bisa menghiburku lagi, tapi aku akan selalu mengingatmu...'

"Ta, maafin kami yah?"

Tita berdiri, membalikkan badannya dan trenyuh melihat mata ibunya yang berkaca-kaca. Dendi menatapnya dengan wajah ketakutan .. oh ibu,.. Dori bukan apa-apa dibanding ibu. Ibu lah yang terbaik bagi Tita. Bisik batinnya lagi. Tita mendekati ibu dan memeluk ibunya hangat.

"Bu, Tita memang cinta Dori .. tapi cinta Tita pada ibu dan Dendi melebihi segalanya. Tita sayang ibu dan Dendi .. jangan sedih gitu dong bu .. hehehe. Nah, sekarang ganti baju dan kita keluar makan!! Ayo lah bu .. Dendi!!"

Ibu terkejut. Dipeluknya Tita kian erat.

"Bu, bila Tita kehilangan Dori .. itu bukan lah masalah besar meskipun Tita sangat mencintainya. Tapi bila Tita kehilangan ibu, nggak ada lagi yang membuat kopi .. dan memeluk Tita seperti ini. Bila Tita kehilangan Dendi, nggak ada yang akan menjadi tempat Tita mendongeng. Jadi... lupakan Dori dan sekarang kita cari dinner di luar .. oke??"
"Hoooooorrree!!! Dendi mau kwetiau!!"
"Apa pun boleh .. asal nggak boleh sesedih ini lagi .. janji??"
"Janjiiiiiiiiiiiiiiii!!!!"


tuteh--

giovedì, aprile 14, 2005

Friends

Blak..
Bungkusan rokok dengan merek internasional terlempar ke meja. Susi menatap Juju. Juju membalas tatapan Susi.. Hei, what's wrong!?

"Stop it!"

Kali ini Susi mencekal pergelangan tangan Juju dan merampas paksa sebatang rokok yang sudah menyala. Juju memberontak. Namun Susi tak peduli, mematikan rokok dan menarik sahabatnya ini untuk duduk.

"Come on girl, it's just for fun!" kata Juju.

"Just for fun!? Gue tau elu sedang kacau. Tapi jangan begini dong say. Ngerokok hanya akan menambah beban elu!" balas Susi. Juju menggeleng.

"No. I love smoke.. it's make me feel better... Susi honey,.."

"Lu gak boleh terus-terusan begini Ju. Mana Juju yang gue kenal dulu? Cewek mapala yang bikin semua pejantan gemeteran lututnya!?" kalimat Susi menikam ulu hati Juju. Benar, sekarang ini, dirinya ibarat helai daun yang pasrah tertiup angin. Berkumpul bersama onggokan sampah yang siap dibakar pun, ia rela. Susi membelai rambut Juju lembut. Dia tau, Juju terluka.. dalam.

"Ini lebih menyakitkan dari patah tulang saat gue ditabrak fuso.. gue gak sanggup Sus." wajah Juju mendung seketika. Butiran bening mengalir di kedua pipinya yang tak ber-make up.

"Semua orang pernah terluka Ju. No body's perfect!"

"Gue tau itu.. seandainya elu yang berada di posisi gue saat ini, elu pasti akan melakukan hal yang sama.."

"Maybe. Tapi gue tau, elu pun pasti akan datang dan melakukan hal yang sama, seperti yang gue lakukan sekarang." balas Susi cepat. Bahu Juju berguncang. Perih akibat luka batin yang ditorehkan Arman sangat menyayat... semakin dipikir, semakin basah luka itu karena darah yang terus mengalir. Susi meraih Juju kedalam pelukannya. Sahabatnya ini, sungguh beruntung... tapi juga sungguh sial.

Setelah mereka diwisuda, Juju langsung diterima bekerja pada sebuah bank pemerintah sedangkan Susi harus luntang lantung cari kerjaan. Toh akhirnya Susi harus puas dengan pekerjaannya sebagai guru playgroup. Sungguh diluar rencananya.. diluar garis pendidikan yang diperolehnya di perguruan tinggi. Sarjana Ekonomi Management, hanya bisa menjadi seorang guru playgroup.

Saat Juju tunangan sama Anwar, seorang pengusaha top yang adalah nasabah terpilih pada bank mereka, Susi dan Tio (mantan pacar Juju saat kuliah), datang bersama-sama. Memberi dukungan dan do'a. Pada saat yang sama, Susi tengah dijodohkan orangtuanya dengan Rafki, kerabatnya, seorang koki ternama sekaligus pemilik sebuah restoran terkenal.

Life goes on as it is.
Susi menikah. Yang diketahuinya, Rafki pria yang baik dan bertanggung jawab. Setelah Susi melahirkan Qaqaq, putra pertamanya bersama Rafki, Juju pun menyusulinya menikah sama Anwar. Semuanya lancar-lancar saja. Mereka tetap saling berhubungan. Sekedar tanya kabar via sms. Menjemput Susi di playgroup dan mengajaknya ke salon. Lunch berdua sambil mengenang masa sekolah. Makan malam bareng suami mereka. Menemani Susi mengantar Qaqaq ke dokter kalau Rafki sedang sibuk... Terkadang Susi dan Qaqaq diijinkan Rafki menemani Juju bila Arman harus ke luar negeri.

Arman yang selalu bepergian. Tak pernah sekali pun mengajak Juju dengan alasan-alasan yang kurang masuk akal. Namun Juju tak pernah ambil pusing. Kesibukan dia sebagai wanita karier pada bank pemerintahan membuatnya cukup pandai mengendalikan perasaan. Namun, pada usia satu tahun Qaqaq, Juju menelpon Susi...

"Arman pengkhianat Sus.. gue harus cerai dari dia.."

Dan disini lah mereka sekarang. Ruang keluarga rumah Juju.

"Ju, Allah itu baik. Dia mau menunjukkan ke elu kalau Arman itu gak baik. Sekarang.. bukan nanti. Karena kalau ditunjukkan nanti, saat kalian udah punya anak, elu akan tambah hancur Ju... bersyukurlah karena semua ini udah berakhir. Alasan-alasan Arman yang kurang tepat setiap kali hendak bepergian akhirnya gak elu dengar lagi.."

"...."

"Ju... sekarang ini bukan saatnya berkata 'kenapa ini harus terjadi?' .. namun saatnya elu berkata 'semua ini sudah berakhir, akhirnya' .. elu harus bisa bangkit Ju. Toh elu bukan ibu rumah tangga yang bergantung sepenuhnya pada Arman. Elu itu wanita karier yang tangguh! Elu denger gue kan say?? Meskipun hampir setiap hari gue bilang begini.. gue pengen elu BENER-BENER dengerin gue... lu denger kan???"

Nothing to loose
Your love...
[mltr, nothing to loose]

Juju menarik tubuhnya dari pelukan Susi. Dipandanginya wajah Susi dalam-dalam. Sahabat... selalu ada saat engkau berada dalam susah dan senang... Juju mengangguk pasti. Diambilnya tissue dari dalam tas Susi dan membersihkan wajahnya.

"Nah, gitu dong... Ini baru namanya Juju sahabat gue. Senyum pliss.. hehehe. Jadi inget tukang foto pas kita diwisuda hahahaha."

Mereka tergelak berdua. Juju menarik napas panjang.

"Sus, thanks ya? Dua bulan terakhir setelah gue tau Arman selingkuh, rokok selalu jadi teman gue di kala menanti panggilan sidang dari pengadilan agama... Seminggu ini setelah kita resmi bercerai, gue semakin terpuruk Sus. Namun elu... dengan semua kalimat bijak itu, selalu datang nemanin gue... ternyata, rokok bukan sahabat sejati yah? Hihihihi..." Juju cekikikan.

Melihat Juju cekikikan sendiri, Susi teringat akan cowok-cowok di masa kuliah mereka. Cowok-cowok yang sering dikerjai Juju. Kecuali Tio. Ouw, muncul satu ide menarik di benak Susi. Namun ide itu akan disimpannya hingga Juju benar-benar pulih dari kejatuhan ini.

"Sus, mas Rafki pa kabar? Tu pria baik... selamat ya."

"Kabar mas Rafki dan Qaqaq baik-baik aja. Nanti kalau sudah dua tahun usianya, Qaqaq akan gue masukin ke playgroup. Abissss... pinter banget dia! Hmmm by the way.. elu ngasih selamat .. untuk apa?" Susi balas bertanya.

"Ya... buat pernikahan elu yang menurut gue sukses.. aman.. gue jadi iri heheh." goda Juju sambil mengedipkan mata. Susi tertawa renyah.

"Hahaha.. oh.. kirain selamat karena Qaqaq udah mau punya adeq hahaha."

"Ha? Bener lu? Gue aja gagal.. elu malah dah mau dua?! SELAMAT!!!!"

Keduanya berpelukan lagi.

As we go on, we remember
All the time we had together
[Vit C, Graduation]


tuteh--

mercoledì, aprile 06, 2005

Cowok L-Man!!

GEDUBRAKZ!!!!

Suara benturan yang cukup keras terdengar hingga semua user warnet terperangah. Tita meringis sambil memegangi lututnya. Gadis dengan rambut yang selalu dikepang dua ini langsung bertampang pelangi .. merah kuning ijo!! Mana lagi satu sosok yang baru memasuki warnet ikut-ikutan terkejut.

"Ta!! Elu ga pa pa??" tanya Firman menghampiri bos-nya ini. Si pemilik warnet yang adalah teman semasa kuliah-nya juga. Tita menggeleng.
"Gue ga pa pa .. tapi kalau lutut terbentur meja bisa membuat gue lebih kurus, gue rela .." jawab Tita sambil bergumam. Firman melongo.

"Ma'af? Elu ga pa pa kan?" satu suara kemudian membuyarkan lamunan Tita akan ratu kencantikan sejagad berbody aduhai dan membuat Firman mengerti mengapa Tita yang seyogia-nya menuju komputer nomer 9 untuk menyerahkan hasil print,.. malah kebentur meja. Ada cowok L-Man sih di depan pintu!!

"Engga, gue ga pa pa hehehe." Firman tersenyum simpul. Mulai deh Tita cengengesan nggak jelas gitu kalau liat cowok L-Man .. alias cowok legit, mempesona, atraktif dan natural gitu deh. Hihihi. Cowok itu ikut tersenyum. Baginya, bukan hal baru lagi bila ada cewek jadi salah tingkah bila berhadapan dengannya. Namun bila cewek itu yang 'berporsi besar' seperti yang ini .. ajaib!! Karena menurut pengalamannya sendiri, cewek-cewek dengan porsi besar biasanya rada cuek sama sekitar.

"Oh iya, gue Tita .." setelah mengucapkan itu, Tita menyadari betapa cerobohnya dia. Bah!! Bisa-bisa dibilang cewek agresif dong? Tita menggigit bibirnya sendiri .. salah satu dari '10 pantangan bila bertemu cowok cakep' telah dilanggarnya. Ouww My God! Firman meraih kertas dari tangan Tita, lalu dengan tertawa kecil menuju komputer nomor 9.

Tanggapan si cowok sungguh di luar dugaan.
"Gue Aji. Hmm, ada komputer yang kosong?" Tita belum menjawab .. matanya menatap kagum sosok Aji dengan tinggi 177 dan rahang kokoh dimana ada hidung mancung ikut nangkring di wajahnya. What!? 177?? My type!! Aji melambaikan tangannya di depan wajah Tita hingga gadis ini gelagapan.

"Ya kamar kecil ada di belakang .. yuk gue tunjukin jalannya." dan Firman pun nggak dapat menahan tawanya. Dihampirinya Aji yang bengong nggak tau harus ngapain di depan Tita.
"Ta, aduh gue punya bos kok culun gini sih? Yuk mas ke sana .. komputer sebelas kosong tuh." Aji mengedikkan bahu dan mengekori Firman, meninggalkan Tita yang masih terperangah .. waw .. punggungnya,.. turun lagi kebawah. Pikiran Tita mulai ngawur!!

*


"Firman!! Jangan menggoda terus dong ah!!" pipi Tita bersemu merah. Firman terpingkal-pingkal sampai air matanya keluar. Melihat keadaan Tita, mau nggak mau Firman ikut prihatin .. takut teman sekaligus bos-nya ini frustasi gara-gara ada cowok L-Man yang begitu lamanya nge-net sampai Tita capek mondar-mandir agar bisa melirik 'Aji' dari samping.

"Untung gue cowok Ta. Coba kalau cewek, udah gue tanyain nomor handphone nya tauk!!" Firman memanas-manasi.
"Provokator lu! Gue udah melanggar satu dari sekian aturan bila cewek ketemu cowok cakep .. jangan melanggar yang lainnya, bisa-bisa gue nggak bisa dapetin dia .." what?! Demi masyarakat dan sekitarnya!! Firman sampai harus keluar cafe untuk melepas tawanya yang membahana. Tita mencibir.

Kebiasaan Tita dan Firman setelah menutup warnet jam 9 adalah nongkrong di cafe favorit mereka yang letaknya nggak seberapa jauh dari warnet dan rumah. Lagi pula pada jam segitu, cafe belum terlalu ramai.

"Huuuww,.. dasar cowok!! Nggak tau apa kalau Aji itu cowok sejuta wanita yang dengan .. ouw my God!! Itu kan .. Firman kemana nih?? Aduuuhh .."

Aji memasuki cafe .. di belakangnya baru lah Tita melihat Firman yang masih menahan tawa dan pandangan mata menggoda. Aji menghampiri Tita.
"Hei ketemu lagi sama si bos!!" tanpa basa basi Aji langsung mengambil tempat di depan Tita. Firman pun akhirnya bergabung kembali.

"Halo mas ketemu lagi." Aji dan Firman toss di udara. Tita berusaha menahan degup jantungnya yang kian tak teratur. Ditarik bibirnya membentuk sebuah senyum manis .. semanis mungkin. Tapi hasilnya malah membuat wajahnya terlihat lebih lucu. Bos macam apa ini!?

"Elu mau minum apa Ji? Pesen aja, biar gue yang bayar..." di dalam hati Tita memuji kalimatnya barusan. Yess!! Sikap seperti itu dibutuhkan oleh wanita terhadap cowok yang didemeninnya. Pernah dibacanya dari sebuah buku .. buku apa? Ah lupa!! Saking banyaknya buku yang dilahap cewek 'besar' ini sampai-sampai dia kebingungan sama judul bukunya.

"Apa yah? Kalian minum apa? Gue ikutan aja deh." jawab Aji.
"Hmm milkshake ama cheese burger.. Mas!! Mas!!" Tita lalu melambaikan tangannya memanggil pelayan. Firman sudah mulai meredakan tawanya. Aji mengeluarkan sebungkus rokok dari saku kemejanya.

Seorang pelayan pria menghampiri mereka. Namun astaga naga .. Tita dan Firman dibuat kaget lagi,..

"Ya mbak? Eh pak Aji. Ditunggu bapak loh di dalam, tadi sempet denger bapak ngomel-ngomel katanya baru pulang dari Munich kok malah nggak melepas kangen sama bapak .. malah cari warnet duluan hehehe." Tita pun pingsan!! Eh nggak ding,.. Tita bengong. Habis sudah!! Apa yang bisa dikatakannya sekarang? Firman terdiam. Nggak berani ngakak lagi, takut kalau Tita tambah depresi. Hihihihi.

*


Tita memperhatikan layar monitornya. Firman masih sibuk sama user yang terus menerus minta diajarin. Ah dasarnya si Firman juga kalau lihat user cewek cakep jadi salah perjuangan sendiri. Biarpun nggak dipanggil pun dia bakal nyamperin si user dengan segudang pertanyaan dan pernyataan yang nggak perlu.

Berulang kali Tita mengetik kata 'Aji' lalu 'Aji-cafe-teropa' di google, namun apa yang diinginkannya tetap saja nggak nemu. Google kurang canggih nih! Batinnya. Yang didapatnya hanyalah Aji Pangestu dengan berita-berita yang nggak perlu. Ada juga Aji dan Aji dan Aji .. para pemilik weblog alias anak blogger yang saat ini menjamur!! Komunitas blog memang luar biasa!! Tita nggak putus asa .. dicobanya terus dan terus hingga telepon di sampingnya berdering.

Dibiarkan telepon itu berdering beberapa saat hingga Firman melongokkan kepalanya dari jauh .. Tita cemberut dan meraih gagang telepon.

"Santana Cyber Cafe selamat siang. Dengan Tita ada yang bisa dibantu?" suara di seberang kemudian terdengar menarik napas panjang.
"Ada .. gue pengen bicara sama si bos pemilik warnet." Tita mengerutkan keningnya. Nggak tau apa kalau Tita lagi sibuk berkonsentrasi mencari 'Aji' di google? Siapa tau dirinya bisa menemukan jawaban atas tanda tanya besar yang terus bergelayut di benaknya sejak semalam .. sejak bertemu Aji di Cafe Teropa tadi malam.

"Ya gue sendiri. Dari siapa nih?"
"Aji."

Mata Tita melotot seketika. God!! Pucuk di bayam, sayur bening tiba nih!! Pasti Aji mendapatkan nomor telepon warnetnya dari operator telkom atau dari buku petunjuk telepon! Waw. Menduga .. mengira.

"Ngg .. eh .. ya .. ada perlu apa Ji?? Warnet kosong nih. Kalau elu mau nge-net sekarang .. boleh kok!!" ujar Tita rada bingung .. yeaaa .. biasa lah. Tau kan gimana grogi nya cewek bila diajak bicara sama cowok yang menjadi impian nya?? Huah!!

"Gue juga lagi nge-net kok sekarang .. tapi di rumah. Gue hanya mau bilang sorry kalau kemarin ninggalin elu dan Firman begitu saja .. soalnya rada nggak enak juga sih sama calon mertua hehehe .. tau kan kalau calon mantu baru balik dari luar negeri?? Bukannya ke tempat mertua, malah ke warnet hehehe."

Deg!!! Seperti dihantam berkati-kati godam .. kepala Tita terasa pusing dan hatinya teriris!! Sah'elaaaahh!! Firman mendekati Tita, dipandanginya wajah Tita yang berubah menjadi pucat.

"Ta? Tita? Elu masih disitu??"
"Oh yaa .. masih. Ga pa pa deh soal tadi malam. Segitu aja dipikirin toh Ji."
"Ok deh, thanks ya .. oia, warnet elu ngetop ya di kota ini? Waktu gue tanyain ke operator nomor teleponnya, langsung dijawab tanpa dicari!!"
"Hehehe .. thanks."

Hanya sampai disitu. Tita terduduk lemas. Jendela google di-close nya. Percuma .. toh Aji sudah punya pacar .. mungkin malahan sudah bertunangan! Bapak mertua euy!! Tita melirik Firman yang dibalas dengan lirikan yang sama.

"Man, gue pulang. Elu jagain aja sampai user terakhir cabut trus warnet elu tutup aja deh .. kuncinya bawa ke rumah gue nanti .. atau kalau elu capek, bawa pulang aja kunci beserta duitnya .. atau kalau elu .."

Firman meraba kening Tita. Pucat sih,.. jadi khawatir juga.

"Gue anterin ke rumah elu aja deh nanti. Elu ga pa pa kan?? Atau perlu gue panggilkan taxi? Elu,..??"
"Nggak usah. Gue naik ojek saja. Thanks ya Man." Tita meraih ranselnya dan meninggalkan Firman yang melongo .. bengong .. nggak ngerti.

*


Tita duduk di teras rumah. Menatap bintang di langit. Menunggu kedatangan Firman yang katanya akan membawa kunci warnet. Merasakan resah hatinya. Apaan sih Ta!? Baru juga sehari elu lihat si Aji, kok jadi kayak gini? Come on girl! Aji bukan lah apa-apa dibanding cowok-cowok lain yang sudah pernah membuatmu patah hati .. maksutnya,.. Aji belum menjadi bagian di dalam hidupmu kan? Baru sehari Ta .. coba pikirkan Edo yang udah tiga minggu sempat jalan bareng elu. Atau Dony yang ngaku cinta,.. tapi toh hanya bertujuan mempermainkan elu??

Bisikan-bisikan di hatinya terus bergema. Tita cemberut. Dugh. RX King milik Firman terparkir di depan rumah. Firman melepaskan helem dan menyapa Tita.

"Hei Ta!! Nih gue bawain kunci ama duitnya. Elu hitung dulu deh .."
"Nggak usah. Gue percaya elu Man. Tanpa elu,.. mana mungkin warnet gue bisa berjalan mulus? Oh iya, elu mampir dulu atau langsung jalan nih? Gue buatin minum nih kalau mampir dulu." ujar Tita. Firman nggak menolak ajakan Tita.

Tak lama, keduanya terlibat dalam obrolan yang 'nggak seru' .. Tita nampak lemes banget.

"Ta,.. sebenarnya elu kenapa? Gue yakin, pasti ada hubungannya sama telepon yang elu terima tadi siang di warnet." tembak Firman nggak mau tau. Nggak pakai perasaan lagi. Dia turut prihatin kalau Tita jadi kayak gini.
"Seratus buat elu. Tau nggak!?..."

Dan mengalirlah cerita dari bibir Tita. Mendengar itu, Firman ingin tertawa rasanya. Namun demi menjaga perasaan Tita, ditahannya tawa itu, berganti dengan sebuah kuluman senyum. Habis??? Lucu sih .. dasar Tita!! Cowok yang bukan apa-apa nya saja sudah membuat dia menjadi manusia setengah hidup begini. Nasib!!

"Udah lah Ta. Elu sih aneh."
"Iya .. gue tau .. gue memang aneh. Tapi apa salah!?"
"Ta!! Plis dong ah .. nggak ada yang salah dengan perasaan. Tapi apa yang elu rasakan ke Aji itu hanya 'sesuatu' yang bersifat sementara. Gue yakin, setelah malam ini, besok elu bisa lebih baik lagi .. plis Ta."

Tita menimbang-nimbang. Bener juga ya? Cowok L-Man selalu menjadi obsesi nya selama ini. Dan sialnya, nggak semua cowok bisa menjadi cowok L-Man idolanya!! Dan nggak semua cowok L-Man doyan sama cewek 'super besar' seperti dirinya. Dunia rasanya rada nggak adil kan? Tapi ini lah dunia!! Yang diciptakan dengan milyaran perbedaan fisik, pemikiran, psikogis dan tetek bengeknya. Untung bukan hidung bengek .. nggak kebayang kan kalau di tengah malam buta hidung terbatuk-batuk? Hihihihi.

*


Warnet lumayan ramai. Tita dan Firman dibuat sibuk dengan rengekan user dan permintaan ini itu. Belum lagi yang minta di print datanya. Fiuh!! Benar-benar hari yang melelahkan. Agak siangan dikit, Tita menelpon mama nya di rumah agar jatah lunch dikirim saja ke warnet karena salah satu dari mereka berdua enggan keluar warnet buat cari lunch.

"Capekk!!!" ujar Firman sedikit keras. Biar saja para user melongokkan kepala mereka .. sibuk amat!! Batin Firman. Cowok ini menghempaskan pantatnya di sofa kecil yang berdekatan sama meja Tita.

"Taaaa!!!"
"Pa'an!?"
"Taaaa!!!!!"

Tita nggak melepaskan pandangannya dari layar monitor. Berita gossip di siang hari boleh juga nih disantap .. sembari menunggu kiriman lunch dari rumah.

"Sibuk Ta!?"

Tita terkejut. Diangkatnya kepala dan melihat Aji berdiri disitu!! Bueh .. baru saja Tita lepas dari bayang-bayang Aji setelah melewati perjuangan yang nggak kenal letih selama beberapa hari .. Aji adalah orang lain yang nggak perlu dipikirkannya. Yea, anggap saja Aji bukan lah cowok L-Man yang selama ini diidam-idamkannya.

"Aji!??"

Tita melirik Firman yang tersenyum puas. Dalam hati Firman berkata,.. siapa suruh dipanggil dari tadi nggak noleh? Kan gue mau kasih tau kalau idola elu nongol!! Firman bangkit ke belakang. Kebelet dia hihihihi.

"Kapan datangnya? Kok gue nggak menyadari??"
"Baru aja kok. Hmm,. elu sibuk Ta?"
"Enggak tuh."

Aji duduk di sofa mungil dan memperhatikan Tita .. wiw, terus terang Tita kembali gregetan sendiri. Dia bangkit dan bergabung dengan Aji disitu. Namun sebelumnya Tita mengambil dua minuman bersoda dari kulkas.

"Thanks."
"Ada perlu Ji?? Mau nge-net?"
"Nggak. Gue kesini pengen ngomong sama elu Ta. Itu pun kalau elu nggak sibuk." ujar Aji.

Tita langsung terbayang cowok-cowok yang selama ini pernah mendekatinya. Ujung-ujungnya hanya berbuntut curhat soal cewek mereka dan pinjem duit!! Bueh .. Tita mengatur degup jantungnya .. sulit juga duduk berhadapan dengan Aji. Perjuangannya beberapa hari ini seolah hilang tak berbekas.

"Ta, mungkin gue rada kurang ajar ya? Kita baru aja kenalan dan gue udah berani pengen curhat ke elu .. gue sesek Ta .. gue pengen nangis tapi gue cowok .. gue .. gue seolah kehilangan segalanya begitu tiba kembali di Indonesia Ta,.." sampai disitu Aji berhenti .. meneguk minumannya dan merilekskan punggung nya ke sandaran sofa.

"Hmm .. nggak masalah lah. Lagi pula gue nggak gitu mikir soal teman baru atau teman lama. Emangnya ada apa? Keliatannya elu suntuk banget Ji?" jawab Tita, berusaha sebijak mungkin yang dilanjutkan dengan pertanyaan to the point! Tita memang nggak bisa berbasa basi. Ugh!

"Elu ada lagu-nya Ada Band nggak Ta? Semalam gue lihat di tivi, gue pengen dengarin lagu itu lagi .. bingung gimana harus jelasin ke elu. Tapi kalau elu dengerin lagu itu, mungkin elu bisa ngerti keadaan gue sekarang." Tita menarik napas lega .. fiuh .. untung bukan masalah duit .. dan Tita pun bangkit. Dicarinya file mp3 di komputer dan mulai mengeraskan volume yang tadi hanya terdengar sayup-sayup.

"Tuh Ada Band .. yang paling ngetop sekarang sih manusia bodoh. Elu pasti nggak tau judulnya kan? Biarin dah user gue ngamuk kalau volumenya kebesaran!!" Aji mengangguk. Lambat laun terdengar ..

Dahulu terasa indah tak ingin lupakan
Bermesraan selalu jadi satu kenangan manis
Tiada yang salah hanya aku manusia bodoh
Yang biarkan semua ini permainkan ku
Berulang-ulang kali,..

Mencoba bertahan sekuat hati
Layaknya karang yang dihempas sang ombak
Temani hidup dalam buai belaka
Serahkan cinta tulus di dalam takdir

Tak ayal tingah laku mu buat ku putus asa
Kadang akal sehat ini tak cukup membendungnya
Hanya kepedihan yang slalu datang mentertawakanku
Dan belahan jiwa tega menari indah
Diatas tangisanku .....


Aji kemudian telungkup di atas meja. Tita berdiam diri,.. nggak tau harus berbuat apa. Menepuk bahunya? Ah,.. nanti gue dibilang agresif deh aw. Tita menggigit bibirnya gemas. Ada apa sih sebenarnya??? Aji adalah orang baru di dalam hidupnya, yang telah merebut perhatiannya [seperti cowok L-Man yang lain], yang kemudian ingin dihilangkannya dari pikiran karena sadar kalau semua ini hanya impian, sekarang malah datang padanya dalam keadaan begini rupa. Ada apa sih?

Firman melewati mereka dan mengedipkan sebelah matanya ke Tita. Huuww, Tita mencibir. Dasar Firman. Gih dah sana,.. cari perhatian user cewek aja sana, jangan ganggu gue!! Batin Tita. Lagu itu berakhir. Aji mengangkat wajahnya.

"Ta, ulangi lagi .. and you'll know what the hell happened to me!" Tita bangkit dan mengulangi lagu itu .. masih dalam kebingungan. Setelah putaran ke dua [kayak lari maraton saja yah?:P] Aji bangkit dan keluar warnet .. nggak kembali lagi. Tita menyeret Firman ke belakang warnet. Firman bingung.

"Sebelum elu ngomong .. gue mau bilang GUE NGGAK NGERTI!!"
"Itu dia .. ada apa sih sebenarnya??"
"Ya nggak tau lah! Padahal gue udah seneng lihat elu udah bisa melupakan Aji, si cowok L-Man yang igh ugh .. blah!"
"Man,.. mungkin kah .. mungkin kah Aji dijadikan manusia bodoh? Ighhh siapa lagi yang tega menjadikan Aji manusia bodoh!?"
"Jawabannya simpel loh Ta .. dan semua orang yang mendengar lagu itu jadi tau apa yang sudah terjadi .. kekasihnya lah yang membuat dia merasa telah menjadi manusia bodoh!!"

Tita menggigit bibir. Kesian yah????

*


Satu minggu setelah kejadian itu, di warnet yang ramai, diantara kesibukan Tita dan Firman, Aji datang dengan senyum khasnya. GEDUBRAKZ!!! Tita kembali menabrak meja dan Firman hanya bisa menarik napas panjang. Fiuh. Kapan sih elu bisa berubah Ta? Bisik batin Firman. Namun begitu cowok ini melihat Aji di pintu warnet, dia tersenyum sendiri. PANTAS!!

"Elu nggak pa pa kan Ta????" tanya Aji kuatir.
"Engga Ji .. kalau nabrak meja bisa bikin gue kurus. Gue mau lah nabrak meja setiap hari hihihi." jawab Tita gokil. Aji nyengir lebar.
"Kalau gitu gue mau deh bantuin elu nabrak meja setiap hari hehehe." jawaban yang cukup menghipnotis Tita hingga angan-angannya melayang pada sebuah candle light dinner yang romantis dengan Firman sebagai pemain biola .. persis cewek-cewek Bond!

"Ah elu Ji."
"Suer! Gue mau kok .. ikhlas lagi ..." wajah Tita bersemu merah. Diajaknya Aji duduk di sofa .. lalu membiarkan winamp nya memperdengarkan Ada Band dengan Manusia Bodoh. Dalam hati, dia yakin Firman dan para user akan ngomel panjang pendek .. hihihi.

"Ta, ganti dong!! Gue nggak mau jadi manusia bodoh lagi .. cariin lagu yang enak dong,.. maklum,.. sekian lama di Munich, gue jadi telmi ama lagu-lagu Indonesia." pinta Aji. Tita bingung. Wah,.. lagu apa yah yang tepat? Lalu dipilihnya Joy Tobing yang menyanyikan ulang lagu milik Chrisye, Seperti yang kau minta.

"Ini lagunya Chrisye yang dinyanyiin ulang sama Joy Tobing, Indonesian Idol itu loh hehehe bukan American Idiot kayak yang dinyanyiin Greenday!!" Aji tertawa mendengarnya.
"Bagus liriknya."
"Iyah,.. aslinya nggak nge-beat gini .. tapi gue lebih suka sama versi yang ini, soalnya .. hmm .. seperti memberi semangat baru yah?"
"Yup."

Lama mereka terdiam, membiarkan suara emas Joy mengisi relung hati .. Aji menatap Tita berlama-lama.

"Ta,.. elu nggak sibuk kan?"
"Ah elu Ji!! Tiap kali datang ke sini .. pertanyaannya pasti yang itu-itu juga. Gue nggak sesibuk orang kantoran lah hehehe. Emangnya ...??"
"Ta,.. hm,.. apakah elu dan Firman .. ada sesuatu? Maksut gue .." Tita menggigit bibirnya. Apakah ini maksutnya .. waw .. bila saja candle light dinner itu menjadi kenyataan[?]
"Firman itu sahabat sejati gue!! Udah jadi saudara gue!! Ngaco abis lah kalau gue dan Firman harus ada apa-apanya hehehe." jawab Tita cepat .. cie .. ngubah image secepat mungkin Ta??

"Ta, elu percaya pada hubungan cinta yang bermula dari sebuah tragedy?" tanya Aji tiba-tiba. Tita terkejut. Sandra Bullock banget nggak sih? Itu kan kalimat Sandra dan Keanu di Speed.
"Percaya. Dari mana pun bermula sebuah hubungan cinta, yang penting gimana kita bisa menjaganya .. memelihara cinta itu .. setia .. percaya .. ya seperti itu lah." jawab Tita sok berdiplomatis. Cie.

"Kalau gitu .. elu mau kan menjalin sebuah hubungan yang bermula dari tragedy elu menabrak meja???" Tita melongo. Diam.
"Ta!? Plis dong .. kok ngelamun?" Tita gelagapan.
"Ya,.. mau-mau aja sih .."
"Kok kesannya nggak serius gitu?"
"Ya gue mau. Tapi sayang Ji .. semua cowok L-Man yang gue demen, udah punya gandengan semua!! Bahkan ada yang hanya pengen manfaatin gue .. yea .. hanya karena gue 'besar' gini .. igh banget nggak sih?" mau nggak mau Tita sedikit bercerita tentang cowok-cowok L-Man'nya'.

"Hahahahah .. kok cowok L-Man? Kayak iklan aja tauk!" kata Aji disela tawanya.
"Iya .. L Man itu sama dengan Legit Mempesona Atraktif dan Natural hihihi."
"Hahahahahahahahah .. hihihihi .. elu lucu Ta!!"
"Iggggghh gitu deh!" Tita melempari bantal kursi ke Aji. Wah, untung bukan kaleng bekas minum ya Ta???

"Ta, gue tau .. gue nggak bisa menjadi seperti yang elu minta .. gue nggak bisa datang dengan cinta ke elu. Tapi setelah gue terpuruk setelah menyadari gue dijadikan manusia bodoh oleh Lisa dan gue sendiri,.. gue sadar ... gue bangkit. Gue pengen ngebuktiin kalau gue bisa menjadi cowok yang nggak dipermainkan lagi hanya karena gue nggak selevel dengan .." Tita terperangah! God!! Ingin rasanya diraba kening Aji .. jangan-jangan Aji terkena syndrome 'fatgirl' nih.

"Maksut elu apa Ji?"
"Ya kayak lagu itu .. awalnya gue mikir .. mungkin gue bakal merusak hubungan elu sama Firman, ternyata enggak. Gue yakin .. gue .. hm .. elu mau kan jadi milik gue Ta? Utuh? Yang nggak membagi perasaan elu ke orang lain? Yang nggak memandang sebuah hubungan sebagai media publisitas .. yang mana yang paling menguntungkan,.. itu yang dipilih??" Tita pingsan. Nggak lama Tita siuman lagi,.. mengingat nggak bakal ada yang sanggup mengangkatnya dari lantai bila sampai pingsan beneran.

"Elu sakit Ji?"
"Masa gue dibilang sakit hanya karena gue jujur ke elu Ta?"
"Maksut gue .. justru gue yang seharusnya mempersembahkan lagu ini ke elu karena .. gue sempat sakit gara-gara mendengar elu punya calon mertua. Si pemilik cafe kan? Firman ampe kebingungan .. gue lemes .. nasib gue selalu begini bila naksir cowok L-Man. Sempet gue mikir khayalan gue terlampau tinggi .. tapi elu malah .." Aji tersenyum penuh arti.

"Mungkin elu berpikir gue menjadikan elu pelarian gitu yah? Engga Ta,.. yakin deh, gue suka elu .. gue pengen elu jadi milik gue utuh. Gue rasa, elu memahami arti mencintai itu seperti apa."
"Ya .. baru dasar-dasarnya saja sih."
"Dasar yang kuat akan lebih baik .."

Tita terdiam. Candle light dinner sudah didepan mata!! Impian gadis 'super besar' seperti dirinya mungkin kah menjadi kenyataan??? Ini gila. Nggak akan ada orang yang mempercayai hal ini. Dirinya dan Aji?! Oh God. She wants him .. she loves him at the first sight, but it's too fast.

"Ini terlau cepat Ji."
"Kalau elu percaya cinta yang bermula dari sebuah 'tragedy' elu pasti percaya ini. Seminggu lagi gue di Indonesia rasanya cukup membuat elu mengerti gue dan gue mengerti elu ... bisa kah??"
"Gue ... mau ..." hanya itu yang bisa diucapkan Tita. Lalu,...

"Ji, elu percaya cinta pada pandangan pertama .. terutama lagi karena cinta pada penampilan fisik cowok L Man?" tanya Tita. Aji mengangguk.
"Sometimes, fisik menjadi alasan utama. That's not a big problem Ta. Toh nanti elu bisa menilai .. gue ini cowok yang seperti apa sebetulnya." balas Aji.

"Udah!! Nggak usah basa basi lagi!! Mas Aji, traktir dong .. ngerayain jadiannya bos gue dan mas Aji." tau-tau Firman sudah duduk diantara mereka tanpa berniat kurang ajar. Tita merutuk panjang pendek dan Aji ngakak nggak karuan. Tawa pertama .. penuh kebebasan .. yang baru sekali ini dilakukannya sejak kepulangannya ke Indonesia.

"Oke. Nanti malam gue traktir deh .. sudah jelas itu!!! Gimana Ta?" wuih,.. Tita tersipu malu sampai pengen nangis. Kok secepat dan semudah ini? Baru saja dia berpikir untuk melupakan tentang cowok-cowok L-Man, eh sekarang malah udah jadi 'pacar' cowok L-Man dengan permulaan yang malu-maluin!! Dengan tragedy yang terjadi padanya dan pada Aji. Tita mengangguk menyetujui usul Aji.

*


Tita tersenyum sendiri membaca email dari Aji. Cinta mungkin baru bersemi di hati mereka. Awal nya menjalani hubungan atas dasar tragedy .. suka .. saling membutuhkan. Aji merasa dirinya bisa dijadikan 'andalan' yang selalu siap dan setia .. dirinya menganggap Aji sebagai cowok L-Man yang selalu diimpikannya. Kenyataan yang terjadi sungguh di luar dugaan.

Tujuh bulan sudah Aji kembali ke Munich .. Seminggu sebelum tujuh bulan yang telah menjauhkan mereka, mereka justru kian didekatkan oleh perasaan yang 'aneh' dan membuat perut seperti dibolak balik. Firman mengerti, bila Tita sudah senyum sendiri di depan monitor, artinya ada email dari Aji, atau mereka bahkan lagi chating berdua. Berbagi rasa,.. pemikiran,.. hati,...

Setelah sekian lama bermain dalam khayal tentang cowok L-Man, bahkan pernah dipermainkan oleh salah satu dari mereka, akhirnya Tita mendapat kan apa yang selama ini selalu menghiasi mimpi-mimpinya. Bila cinta tak pandang usia, itu betul. Bila cinta nggak pandang fisik, itu telah dibuktikannya. Bila impian membuat kita bisa termotivasi untuk mewujudkannya, itu telah dijalaninya. Tita tersenyum .. bahagia.

"Mas Firman .. ini browsernya ngadat!!" jerit seorang user cewek.
"Apa sih? Kok ngadat sih sayang? Bensinnya habis kali??"
"Ha??"
"Elu manis deh kalau bengong gitu .."

tuteh--