giovedì, dicembre 08, 2005

Merinding Disko!!

Siang ini, sepulang sekolah, Marten mengajak Petrus main kerumahnya. Awalnya Petrus menolak. Maklum, sebagai anak asrama, Petrus mengemban pekerjaan yang tidak sedikit; seperti memasak, mencuci, menyapu dan menyeterika bajunya sendiri. Pokoknya hidup mandiri deh! Namun Marten terus mendesak sehingga akhirnya Petrus luluh juga. Cowok yang berasal dari sebuah desa di luar kota Ende ini pun mengikuti ajakan Marten.

Petrus dan Marten baru saja bersahabat. Wajar saja, mereka kan baru satu bulan duduk di kelas 1 SMU. Sebagai anak desa, wawasan Petrus terus bertambah ketika ia mengenal dan kemudian berteman akrab dengan Marten. Marten, yang lulusan sebuah SMP swasta di kota Ende, mengajarkan banyak hal baru pada Petrus.. Seperti naik motor, bermain komputer atau bermain aneka game yang ada di telepon genggam Marten.

Setiba mereka di rumah Marten, Petrus diajak makan siang; mereka makan siang berdua, karena orangtua Marten sedang ke luar kota. Melihat tampang Petrus yang LLB alias Lucu lucu blo'on, terbersit ide gila di benak Marten.

"Petrus, lebih baik malam ini kamu tidur di rumahku saja." tawar Marten. Petrus terkejut mendengarnya. Mana mungkin bapak kepala asrama yang terkenal kejam bin laden itu mengijinkan?
"Tidak mau."
"Kenapa?"
"Bapak asrama pasti tidak mengijinkan."
"Alah, kamu tenang saja.. nanti setelah makan siang, aku antar kamu kembali ke asrama sekaligus minta ijin pada kepala asrama! Gimana? Setuju kan?"
Petrus menimbang-nimbang. Sesaat kemudian, Marten berkata, "Nanti malam kamu puas-puasin deh bermain komputerku!"
Akhirnya Petrus pun setuju. Mereka melanjutkan makan siang, kemudian duduk mengaso di halaman belakang rumah Marten. Dibawah pohon mangga yang terletak di halaman belakang, terdapat bangku yang terbuat dari bambu; asik banget duduk disitu, apalagi saat siang begini dimana matahari menyengat dengan ganasnya! Menjelang sore, Marten mengantar Petrus kembali ke asrama.

Singkat kata, bapak kepala asrama mengijinkan Petrus menginap di rumah Marten. Malam ini, tepat pukul 10; Petrus sedang asik memainkan Zuma di komputer milik Marten. Sedangkan Marten asik tiduran di karpet sembari mendengarkan siaran radio Gomezone FM, radio terfungky di kota Ende. Terdengar suara si penyiar; Milano, seru membacakan sms request dari para pendengar. Salah satu sms itu dikirimkan oleh Marten.

Ketika jarum jam menunjuk pukul 11, Marten melirik Petrus sambil menyeringai.
"Petrus, aku ngantuk nih. Hayo tidur!" ajak Marten.
"Kamu tidur duluan saja. Tanggung nih, udah sampe level empat!" balas Petrus cuek, matanya tak lepas dari layar monitor.
"Pet.. Hoi Petruss!! Sebenarnya aku takut."
"Takut kenapa?"
"Dirumahku ini, setiap menjelang jam dua belas malam, sering terdengar suara-suara yang menakutkan."
Mendengar omongan Marten, Petrus tertawa terbahak-bahak.
"Hahahah.. ada-ada aja. Sudah tinggal di kota, masih saja takut!"
"Ya sudah, yang penting aku sudah kasih tau lho!" kata Marten. Marten pun naik ke tempat tidur, tak lupa ia membawa telepon genggamnya yang bermerk Nokia 6600 itu.

Dari tempat tidur, Marten pura-pura tertidur, namun sesekali matanya melirik jam yang tergantung di dinding, tepat diatas kepala Petrus. Senyum Marten tambah lebar begitu jarum jam menunjuk pukul 11 lebih 55 menit.
Marten membalikkan badan, menggenggam telepon genggamnya dengan hati-hati dan mulai memencet tombolnya. Tak lama terdengar suara yang sangat menakutkan...

"MARTTEEENNNNN... suara.. kunn.. kun..." Petrus tercekat; ia berdiri dan berlari ke arah ranjang kemudian memeluk Marten dari belakang.
"Apaan sih Petrus!?" omel Marten pura-pura. Marten kembali memencet tombol play dan suara kuntilanak pun kembali terdengar.
"MARTEEEEENNNNN.. Hiiiii ngeriiii saya tobat tidur di rumahmuuuu.." ujar Petrus semakin mempererat pelukannya. Marten merasakan belakang lututnya bergetar... tak tahan juga berpanas ria dipeluk Petrus, akhirnya meledak lah tawa Marten.

"Haahahaha."
"Marten!! Jangan ketawa!! Nanti kuntilanak dengar!" ujar Petrus. Marten bangkit dari ranjang dan ia melihat Petrus yang memeluk guling dengan lutut gemetar.
"Hahahaha.. keta tipuuuuuuuu.. itu kan suara ringtone hape!! Dasar Petrus penakut! Tadi bilang tidak takut.. dasarr!!"
Mendengar omongan Marten, Petrus melempari bantal ke arah sahabatnya itu.

"DASAR!! GARA-GARA KAMU SAYA JADI MERINDING DISKO deh!"

16 nov 2005
(buat Rouf, thanks atas title blognya, Merinding Disko.. jadi saya bisa bikin cerita ini deh heheeh).

0 Commenti:

Posta un commento

Iscriviti a Commenti sul post [Atom]

<< Home page