lunedì, aprile 18, 2005

Antara Tita, Ibu, Dendi dan Dori

"Assalamu'alaikum!! Tita pulang!!"

Teriak Tita. Namun tak ada seorang pun yang menyahutinya. Loh? Ibu kemana? Dendi kemana? Biasanya sore-sore begini ibu dan Dendi yang adalah oma dan cucu, akan terlibat dalam obrolan seru .. maksutnya berantem gara-gara rebutan nonton tivi!! Namun kali ini Tita cukup dibuat heran. Kok sepi?? Kemana sih ibu dan Dendi??

"Bu? Ibu!!???"

Tak ada jawaban. Tita mengechek kamar ibu. Sepi. Di kamar Dendi pun sama sepinya. Di ruang tamu, kedua-nya juga nggak ada. Tita segera ke ruang sholat, ibu dan Dendi tetap nggak keliatan!! Wah,.. gawat nih. Kok rumah dibiarkan terbuka pintu-pintunya sedangkan orang-orang pada nggak keliatan?? Mengundang pencuri dong!?

Di meja makan Tita mendapati secangkir kopi yang masih panas. Artinya, sebelum dia pulang dari kantor jam 4 tadi, ibu masih di rumah ini. Lalu sekarang kemana?? Tita menjadi gelisah sendiri. Hal-hal yang tak enak memenuhi pikirannya. Ah,.. kemana sih ibu dan Dendi? Masa mereka tega ninggalin rumah tanpa mengunci semua pintu dan jendela? Masa mereka tega membiarkan Tita ngopi sendirian??

Lima menit .. sepuluh menit .. setengah jam. Ups, hampir jam 5! Tita belum juga berganti pakaian, masih menggunakan celana panjang dan blazer kerjanya. Kopi telah setengah diteguknya dan nggak ada tanda-tanda kemunculan ibu dan Dendi!! Kemana sih!?? Tita jadi uring-uringan sendiri. Menjadi tak enak dengan keadaan yang membuatnya merasa menjadi manusia sebatang kara. God!! I want them back now. Tapi mereka sebenarnya kemana??

"Ibbbbuuuuuuuu!!!!!!!!!!!!!!"

Akhirnya, jeritan Tita yang membahana menyebabkan terdengarnya langkah kaki dari belakang rumah .. siapa!?

"Tita .. udah pulang sayang?? Kopinya udah diminum??"

Ibu muncul bareng Dendi. Tita cemberut. Huh ibu. Masa nggak tau sih kalau Tita paling sebel ditinggal sendiri? Apalagi kalau pulang kantor nggak ada yang menyambut?? Fiuh. Ibu dan Dendi nampak pucat .. ragu-ragu .. takut. Hei hei .. what's wrong?

"Ta .."
"Duh ibu .. Dendi .. kok keliatan gugup gitu sih? Ada apa sebenarnya? Dan kenapa semua pintu dibiarkan terbuka sedangkan ibu dan Dendi nggak ada? Nah,.. ibu dan Dendi ini dari mana?? Masa iya sih tadi nggak denger Tita kasih salam??"

Ibu dan Dendi semakin pucat. Keduanya saling lirik .. keduanya kemudian duduk. Dendi langsung meminum susuk coklat panasnya dan ibu mengelap keringat di keningnya. Tita mengeluarkan tisu dan membantu ibu mengelap keringat yang bercucuran disitu. Tita sayang ibu. Tita cinta ibu. Juga Dendi, keponakan yang telah menemani mereka sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak hingga sekarang kelas 6 sd!

"Bu, ada apa?"

Tanya Tita sedikit lebih pelan. Dia merasa sesuatu telah terjadi. Yang menyebabkan ibu dan Dendi nampak seperti orang bersalah yang gugup sedemikian rupa.

"Ibu juga Dendi dari kebun belakang Ta."
"Ngapain?"
"Ngg .."

Ibu melirik Dendi. Dendi terdiam dengan sejuta wajah penuh misteri. Ah!! Tita paling nggak suka dibuat penasaran seperti ini. Dihirupnya kopi yang tinggal setengah hingga tandas. Ditatapnya sang ibu tercinta lekat-lekat. Meskipun nampak keriput disana sini .. namun Tita masih dapat melihat sisa-sisa kecantikan masa muda ibunya. Masih banyak kasih sayang yang terpancar dari sang ibu .. Tita tersenyum.

"Bu .. ada apa? Bilang saja. Tita nggak marah kok."
"Kamu belum masuk ke kamar mu??"
"Belum. Malas banget dah kalau pas pulang kantor ibu dan Dendi nggak ada. Jadi nggak mood .. ke kamar sekalipun!!"
"Kalau gitu kamu masuk ke kamarmu dulu sayang .."

Tita mengerutkan kening. Loh .. ada apa sih!??? Tita menurut. Beranjak dari ruang makan menuju kamarnya. Nggak ada yang berubah. Ranjang berlapis seprei biru masih ditempatnya, seperangkat stereo disamping komputer masih nangkring dengan manisnya, Doraemon besar pun masih tersenyum gokil dari sudut kamar... Dan Dori .. ga ada!?

"IBBBBUUUU!!! DENDDDIII!!! DORI KEMANA!!???" Tita lemes melihat aquarium mini-nya kosong melompong. Nggak ada ikan hias biru yang Tita sendiri nggak tau jenisnya apa .. yang selalu membuatnya melupakan stress dan masalah-masalah. Ikan biru yang dinamainya Dori gara-gara mirip banget sama Dori sahabat papa si Nemo.

"Ta .. Dori sudah ibu kubur di kebun belakang. Tadi ibu dan Dendi bersihin kamarmu .. nggak sengaja ibu menyenggol aquarium dan jatuh. Dendi terkejut dan nggak sengaja juga menginjak Dori .. langsung mati Ta. Maafin kami Ta."

Nampak wajah penyesalan disitu. Tita sedih. Dihampirinya aquarium mini berbahan 'mica' yang memang nggak bakal pecah meskipun terpelanting ke lantai .. namun isinya kosong. Yang ada hanya kehampaan. Tita keluar kamar dengan mata berkaca-kaca. Segera dia menuju kebun belakang. Di sana ada gundukan kecil banget .. Dori ada disitu .. Tita menangis.

Ibu dan Dendi saling pandang dengan wajah menyesal. Tita berlutut di tanah dan mengelus gundukan tanah kecil tersebut. Dalam hati Tita berkata 'selamat jalan Dori, mungkin kamu nggak bisa menghiburku lagi, tapi aku akan selalu mengingatmu...'

"Ta, maafin kami yah?"

Tita berdiri, membalikkan badannya dan trenyuh melihat mata ibunya yang berkaca-kaca. Dendi menatapnya dengan wajah ketakutan .. oh ibu,.. Dori bukan apa-apa dibanding ibu. Ibu lah yang terbaik bagi Tita. Bisik batinnya lagi. Tita mendekati ibu dan memeluk ibunya hangat.

"Bu, Tita memang cinta Dori .. tapi cinta Tita pada ibu dan Dendi melebihi segalanya. Tita sayang ibu dan Dendi .. jangan sedih gitu dong bu .. hehehe. Nah, sekarang ganti baju dan kita keluar makan!! Ayo lah bu .. Dendi!!"

Ibu terkejut. Dipeluknya Tita kian erat.

"Bu, bila Tita kehilangan Dori .. itu bukan lah masalah besar meskipun Tita sangat mencintainya. Tapi bila Tita kehilangan ibu, nggak ada lagi yang membuat kopi .. dan memeluk Tita seperti ini. Bila Tita kehilangan Dendi, nggak ada yang akan menjadi tempat Tita mendongeng. Jadi... lupakan Dori dan sekarang kita cari dinner di luar .. oke??"
"Hoooooorrree!!! Dendi mau kwetiau!!"
"Apa pun boleh .. asal nggak boleh sesedih ini lagi .. janji??"
"Janjiiiiiiiiiiiiiiii!!!!"


tuteh--

0 Commenti:

Posta un commento

Iscriviti a Commenti sul post [Atom]

<< Home page