lunedì, ottobre 11, 2004

Satu Janji

Aku kangen padanya. Pada binar indah matanya. Dua lesung pipi-nya. Rambut kriwilnya yang jatuh di pipi. Derai tawanya yang renyah. Giginya yang berbaris rapih. Ciuman lembutnya yang kemudian memanas. Tubuh langsingnya yang selalu ingin kupeluk. Pada airmatanya bila sedih melanda. Pada otaknya yang smart. Pada selera pakaiannya yang asal terkesan menyembunyikan kemolekan tubuhnya. Pada semua yang dimiliki Juli.

Aku kangen pada Juli. Pada lima tahun yang lalu perjumpaan kami di bawah gerimis. Pada motornya yang rusak, yang memberiku kesempatan untuk mengantarnya pulang. Pada ucapan terima kasih pertama yang keluar dari bibirnya atas kebaikanku. Pada secangkir teh hangat yang dibuatnya untukku. Pada hari berikutnya saat aku mengantarnya ke bengkel. Aku kangen pada semua yang ada pada Juli.

Aku kangen pada cewek berhati baik itu. Pada persahabatan yang ditawarkannya. Pada perhatian yang diberikannya untukku. Pada keterkejutannya tatkala aku bilang 'cinta',.. Pada sikap menerimanya yang tulus. Pada pengakuan cintanya kemudian setelahnya. Pada kebersamaan yang kami reguk berdua. Pada hari-hari kuliah penuh cinta, mengunjungi pertunjukan teater dan wakuncar yang romantis di rumahnya. Pada genggaman jemari pertama kami di dalam mobilku.

Aku kangen pada cewek tercinta ini. Juli. Kangen pada air mata kesedihan empat tahun lalu saat ayah-nya tercinta dipanggil Illahi. Pada kedukaan yang menyelimuti harinya. Pada kebangkitannya yang keras untuk kembali ceria. Pada jiwa tabahnya menjalani hidup ini bersama mama tercinta. Pada kepercayaannya untukku, bahwa dia tidak sendiri, selalu ada aku yang setia menemaninya. Kekasih jiwanya. Belahan hatinya. Aku kangen Juli. Cewek tercintaku,.. aku kangen padanya.

Aku kangen pada cewek tegar ini. Kangen pada kenyataan pahit yang harus diterimanya saat aku mendua. Kangen pada keputusannya tiga tahun lalu untuk meninggalkanku karena kebodohanku sendiri. Pada airmata yang sempat kuusap dari pipinya dengan penuh permohonan untuk memaafkan salahku itu. Selalu kangen pada maaf yang diberikannya setiap kali aku berbuat salah. Dia cewek tercinta yang paling mengerti 'siapa aku' yang sesungguhnya. Padanya lah cintaku berlabuh.

Aku kangen pada Julie. Pada ciuman pertama kami yang lembut dan datar setelah kebodohanku. Pada lidahnya yang melilit lidahku di dalam rongga mulutnya. Pada hangatnya ciuman kami yang berikutnya. Pada panasnya ciuman kami yang ke sekian kali nya. Pada elusan jemarinya dirambutku saat kulumat mesra bibirnya. Pada erangannya atas nakalnya tanganku diatas tubuhnya. Aku kangen pada pribadinya yang tidak bergaya hidup bebas,.. keliaran dan kesopanan seorang wanita,... semua kutemui pada dirinya. Ah Juli,.. taukah kamu kalau aku kangen padamu?

Aku kangen pada Juli. Pada Setahun yang lalu saat motornya diseruduk bis dari belakang akibat rem yang blong. Pada jeritan kesakitannya setelah siuman di rumah sakit. Pada airmata yang meleleh di pipinya karena kehilangan kedua kakinya. Pada kerapuhannya yang,.. sumpah,.. ingin aku sirnakan semua pedih itu agar Juli dapat kembali menjadi cewek ceria, milikku utuh. Aku kangen untuk ikut menjerit bersamanya di jembatan,.. mengenang kedua kakinya yang telah hilang.

Aku kangen pada Juli. Pada sikap bodohnya untuk menegak arsenik lalu pergi untuk selama-lamanya meninggalkan aku disini. Terpekur di nisannya tanpa tau harus berbuat apa. Tanah itu masih merah,.. kesedihan hidupnya adalah milikku. Air mata nya adalah punyaku. Cintanya adalah hak-ku utuh!! Tapi jiwanya adalah milik Yang Kuasa. Juli pergi bukan karena menegak arsenik melainkan pergi karena ajal. Ajal yang digariskan Tuhan untuknya. Dengan cara apa pun manusia pergi dari dunia, itu karena ajal. Ajal lah yang berbicara seperti itu!!

Aku kangen Juli!! AKU BERTERIAK!! TUHAN, AKU KANGEN PADA CEWEK TERCINTAKU yang telah memberiku cinta seutuhnya dan mengajarkan padaku untuk mencintai-nya dengan tulus tanpa paksaan. Aku cinta Juli dan saat ini perasaanku begitu terdesak oleh rasa kangen. JULI!!! Aku kangen padamu,.. janjiku untukmu saat itu ga akan pernah aku lupakan,.. I WILL LOVE YOU ALWAYS. But if God want you to leave this world,.. nobody can hold it!! Aku kangen kamu Juli. Kangen.

Selama ini hanya kupendam rinduku
Walau kini hanya bayang kasihmu
Cahaya sinar dari hatimu
Kini hanya jadi teman mimpiku
Satu janji telah kuucapkan untukmu
Tapi kini sirna tanpa ada prasangka
Walaupun hanya sesaat
Seharusnya .. hatiku hanya untukmu
Seandainya .. aku menjadi milikmu
Sejujurnya .. tiada yang lebih darimu
Semestinya .. tiada yang lain darimu
Walau kini hanya hias tawamu
Yang kan temani isi hatiku
Satu janji telah kuucapkan untukmu
Tapi kini sirna tanpa ada prasangka
Walaupun hanya sesaat


"Olrait mitra muda dimana saja kamu berada, itu tadi persembahan terakhir saya untuk malam ini,.. THE LOVE MUSIC akan kembali besok mengisi malam-malam kamu semua, stay tune in Brilian Radio, after this Nuno will take my place with KISAH MALAM,.. cya!!" kuletakkan headset dan melambaikan tangan pada Nuno dari balik dinding kaca ini. Ah,.. aku kangen Juli. Lagu itu membawa perasaanku melayang pada kebersamaan kami di hari lampau. Janji itu akan selalu kupegang, aku cinta padanya. Sampai kutemukan yang bisa menggantikan Juli di hatiku.

tuteh--

0 Commenti:

Posta un commento

Iscriviti a Commenti sul post [Atom]

<< Home page