venerdì, agosto 06, 2004

Sketsa Hati {5}

Semua telah terbuka. Tembok tinggi menjulang yang kuciptakan selama ini untuk Rini telah rubuh. Tabir itu menguak dan membeberkan apa saja yang selama ini diselimutinya dengan aman. Seperti pintaku pada Tuhan, Rini dapat menerima semua ini dengan hati lapang. Rini menerimanya dengan ikhlas. Yang perlu kami berdua lakukan sekarang adalah menata kembali hidup ini agar lebih mantap merenda hari yang menanti kami di depan.
Aku tau .. aku tau .. aku tau .. malam dimana dia menelpon. Malam dimana aku tergesa keluar kamar begitu mendengar dering telepon. Namun langkahku terhenti, aku mendengar Rini meneriakkan satu kata .. Papa! Aku membiarkan saja, toh Rini telah tau semua ini, biar saja dia mendengar suara papanya sendiri. Ah, dia selalu saja begitu. Selalu tau dan merasakan sesuatu pasti telah terjadi padaku. Dia selalu datang di saat aku tengah dirundung susah dan sakit. Dia adalah cintaku. Lihat lah, betapa cinta itu begitu indah meskipun tak dapat kurengkuh.

Dan dia pun pasti tau kalau tabir ini telah terkuak. Lihatlah, Rini adalah dirimu! Pada Rini aku menemukan dirimu. Benang merah yang menjadi tali bathin kita begitu kuat. Namun bila Tuhan memang menggariskan semua harus seperti ini, maka biarkanlah nyanyian jiwa dan hembusan cinta ini terus seperti ini. Tanpa pernah terganti dan tak perlu dipaksa. Biarkan semua ini berjalan seperti apa yang telah digariskan Tuhan padaku.

Aku berdiri memandangi senja yang datang dari balik jendela. Kejadian itu telah sebulan lamanya lewat. Aku percaya Rini, seperti aku percaya pada dia. Kututup jendela dan menarik gordyn beludru hijau lalu berganti baju. Adzan maghrib telah berkumandang, memanggil para umat untuk melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah SWT. Rini telah menantiku dengan senyum mengembang. Bersama kami melangkah menuju mushola. Tak lupa setelah itu mampir ke warung sate pak Mamat yang selalu menyuguhkan senyum begitu melihat kami.

Aku Citra Ardiansyah. Ardiansyah pada akhir namaku telah menjadi milikku sejak 14 tahun yang lalu. Dan untuk alasan apa pun, nama itu tak akan pernah ingin aku gantikan dengan yang lain. Seperti cinta yang terpatok mati di dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Lukisan hati .. hanya terbentuk berupa sketsa namun kokohnya tak pernah goyah sampai kapan pun. Sampai Tuhan memberiku takdir yang lain. Terima kasih Tuhan untuk semua ini. Aku bahagia. Bukan kah bahagia adalah kunci hidup? Karena aku bahagia, aku telah memiliki kunci hidupku sendiri, aku masuk ke dalamnya dan menatanya bersama bahagia itu.

Di dalam bahagia yang sendiri, aku masih memiliki Rini, buah cinta aku dan dia. Rini yang selama ini terus kujejali dengan kebohongan demi kebohongan. Tapi toh akhirnya muara kebohongan itu adalah kejujuran yang mau tak mau harus terungkap dengan cara apa pun. Rini dan aku adalah cintanya. Dia adalah cinta kami berdua. Aku bahagia. Sekali lagi .. aku bahagia melihat kebahagiaannya bersama istri pertamanya dan putra-putranya. Aku bahagia.

Bait Cintaku,..

Deras hujan yang turun,..
Mengingatkan ku pada dirimu,..
Aku masih disini untuk setia,..

Selang waktu berganti,..
Aku tak tau engkau dimana,..
Tapi aku mencoba untuk setia,..

Sesaat malam datang,..
Menjemput kesendirianku,..
Dan bila pagi datang,..
Ku tau kau tak disampingku,..
Aku masih di sini untuk setia,..

Selang waktu berganti,..
Aku tak tau engkau dimana,..
Tapi aku mencoba untuk setia,..

Sesaat malam datang,..
Menjemput kesendirianku,..
Dan bila pagi datang,..
Ku tau kau tak disampingku,..
Aku masih di sini untuk setia,..
Aku masih di sini untuk setia,..
Aku masih di sini untuk setia,..

Suara hati Rini::..

Bulan terangi malam diam sribu bahasa::..
Menanti sepercik harapan dalam khayalan::..
Fajar yang berkilau datang membuka hari::..
Sinarmu memberi harapan yang bersahaja::..

Lihatlah warna pada cahaya::..
Menjadi lukisan pagi::..
Bukalah renda agar cahaya::..
Sinari damainya hati kehidupan::..
Sinarmu memberi harapan yang bersahaja::..
Lihatlah warna pada cahaya::..
Menjadi lukisan pagi::..
Bukalah renda agar cahaya::..
Sinari damainya hati kehidupan::..

Cinta dia.....

Rasa cinta yang dulu tlah hilang kini berseri kembali
Tlah kau coba lupakan dirinya hapus cerita lalu
Dan lihatlah dirimu bagai bunga di musim semi
Yang tersenyum menatap indahnya dunia
Yang seiring menyambut jawaban sgala gundahmu

Walau badai menghadang
Ingatlah ku kan slalu setia menjaga mu
Berdua kita lewati jalan berliku tajam

Setiap waktu wajahmu yang lugu slalu bayangi langkahku
Telah lama kunanti dirimu tempat ku kan berlabuh
Cahya hatiku yakin lah kekal abadi selamanya
Seperti bintang yang sinarnya terangi sluruh ruang di jiwa
Membawa kedamaian ...

Walau badai menghadang
Ingatlah ku kan slalu setia menjaga mu
Berdua kita lewati jalan berliku tajam
Resah yang kau rasakan
Kan jadi bagian hidupku bersama mu
Letakkanlah segala lara di pundakku ini

-tuteh@9Julai04^end of the story-

0 Commenti:

Posta un commento

Iscriviti a Commenti sul post [Atom]

<< Home page