martedì, giugno 08, 2004

Kopda

"Ketemuan."
"Hah? Ketemuan?"
"Rite."
"Sama siapa?"
"Yonas."
"Gebetan elu di irc itu?"
"Rite."
"Yonas yang pic nya cakep itu?"
"Rite again."
"Yang sebulan ini meng sms elu hampir setiap hari?"
"Hu`uh."
"Oh Pipi!! Selamat!"
"Ah elu Mi, selamat untuk apa sih?"
"Selamat untuk kalian berdua."
"Hei hei, gue dan Yonas bukan apa-apa."
"Hmm .. tapi akan ada apa-apa setelah kopda."
"Yakin banget lu?"
"Yakin!"
"Bleh."
"Karena, kali ini gue ngga akan tinggal diam!!"
"Maksut lu?"
"Well, Pipi yang manis. Masih ingat kah siapa dirimu?"
"Gue masih waras tau!"
"Oke, bukan hanya masih waras hehehe."
"Ugh."
"Elu itu, sahabat gue sejak smp."
"Basi ah."
"Elu itu sahabat smu gue."
"Basi kuadrat."
"Elu itu sahabat kuliah gue."
"Ami!! Stop it stupid girl!"
"Wait, gue belum selesei. Elu itu super cuek dan tomboy."
"Stop it or .."
"Or what? Tunggu dulu dong."
"Awas lu."
"Elu itu Pi, saking cuek dan tomboynya sampai ga sadar .."
"Gue sadar Mi .. see, gue masih idup!"
"Hihih, bukan itu maksut gue."
"So?"
"Elu ga sadar, bahwa dengan kecuekan dan ketomboyan tersebut, cowok-cowok menjadi takut ngedeketin. Cowok-cowok brasa ngeri dekat-dekat elu. Masih ingat kah, setahun lalu si Frangky, teman chat elu itu?"
"Yeah, si banci."
"Oh no, dia bukan banci Pi. Tapi dia cowok normal!"
"Normal apa nya? Jelas-jelas dia banci! Begitu lihat gue, dia langsung ngibrit entah ke mana dan putus kontak sampai detik ini."
"Justru itulah, dia normal. Coba bayangkan .."
"Oke gue bayangkan .. bayangkan apa dulu?"
"Jangan becanda! Gue serius tau! Bayangkan saja, mana ada cowok yang mau kopda sama cewek yang penampilannya ngasal banget di sebuah resto kelas atas?!!"
"Frangky terlalu berlebihan menilai gue."
"Engga lah Pi."
"Hmm .. so?"
"Frangky, anggap saja kisah lalu yang menjadi pahit karena gue ngga turun tangan. Tapi kali ini gue akan turun tangan!"
"Maksut elu?"
"Kita akan menampilkan sosok Pipi, yang manis, lembut, memakai gaun dan amat cantik! Bukan Pipi yang asal dengan jeans belel dan kaos oblong atau kemeja cowok! Bukan Pipi yang memakai kanvas, melainkan selop!"
"Hah?! Gila lu Mi!"
"Gue ngga gila. Elu yang gila kalau menolak campur tangan gue."
"Gue ngga mau."
"Harus mau. Kalau elu masih nganggap gue sahabat, elu harus mau."
"Jangan bawa-bawa persahabatan dalam hal ini."
"Harus!"
"Mi?!"
"Harus! No komen. By the way, kapan kalian akan ketemuan?"
"Rabu besok. Sore, di Frusto."
"Frusto? Tempat apa itu?"
"Kata Yonas sih cafe anak muda gitu deh."
"Cool .."
"Kok?"
"Oke Pipi sayang. Rabu, artinya dua hari lagi. Artinya, Rabu siang gue tunggu elu di kamar gue. Ngga ada komentar .."
"Tapi Mi ... Yonas itu ... gue .."
"Psst .. eits .. ga ada komentar .. gue budek!"
"Mi?"
"Gue cabut dulu, janjian sama nyokap, biasa .. ke salon langganannya."
"Oke, ati-ati yah."

Itu, sepotong percakapan Pipi dan Ami. Dua sahabat dekat. Persahabatan mereka terjalin sejak lama. Sejak sama-sama masih memakai seragam putih biru. Keduanya lantas sama-sama terdaftar pada smu yang sama, kelas yang sama bahkan jurusan yang sama pada kelas tiga! Lulus smu, kaki keduanya seperti terikat erat! Mereka memilih universitas yang sama, ngambil hukum dan jumlah sks pun sama!

Pipi yang cuek dan tomboy. Kontras bersahabat dengan Ami yang feminin dan jago dandan. Pipi yang selalu dijauhi cowok, kontras dengan Ami yang menjadi pujaan para cowok. Pipi yang selalu memakai jeans belel, kontras dengan Ami yang selalu memakai rok. Pipi yang berambut cepak, kontras dengan Ami yang berambut panjang berkilau. Pipi yang wajahnya sepi dari make up, kontras dengan wajah Ami yang 'tiada hari tanpa make up'. Pipi yang demen banget sama F1, kontras dengan Ami yang demen sama F4. Kali ini Ami bertekat, sahabatnya itu harus mendapatkan si Yonas. Ngga peduli si Yonas hanya teman chat Pipi sebulan belakangan ini.

Mungkin Yonas, cowok kedua setelah Frangky, adalah cowok yang pernah begitu dekatnya dengan Pipi meskipun hanya lewat ruang chat dan sms. Ami ngga peduli. Ami ingin Yonas terkesima pada sahabatnya dan ngga tahan untuk menolak jatuh cinta. Toh mereka telah dekat lewat kata-kata. Sekarang saatnya menvisualisasikan cewek idaman bayangan Yonas ke dalam sosok Pipi. Pipi harus dirombak habis-habisan, begitu Ami bertekat.

Pipi sendiri sebenarnya enggan merubah imagenya dari cewek cuek dan tomboy menjadi begitu feminin. Untuk apa? Toh suatu hari nanti Yonas akan tau bagaimana Pipi yang sebenarnya. Pipi kan ngga mungkin memakai rok setiap hari setelah mereka kopda? Bukannya Pipi ngga butuh cowok, tapi Pipi ngga mau cowok yang mencintainya karena penampilan saja, lebih dari itu, dia butuh cowok yang mau mengerti keadaannya. Dia ga bisa feminis! Meskipun, seperti apa yang dibilang Ami, mana ada sih cowok yang mau dekat-dekat cewek tomboy dan cuek seperti dirinya? Well, pasti ada, cuma mereka ngga tau dimana cowok seperti itu bersembunyi.

Dan siang ini, Pipi ga bisa lepas lagi dari Ami. Pukul satu siang Pipi sudah duduk manis di kamar Ami yang bernuansa pink. Rapih, penuh bunga dan amat kental rasa wanita disitu. Beda dengan kamar Pipi yang berantakan dan penuh poster ferrari dan si Shumacher kesayangannya. Sebelumnya Ami telah memilih begitu banyak blouse dan rok yang sekiranya pantas dipadu padankan dengan warna kulit Pipi yang kecoklatan. Di ranjang besi itu, Pipi masih melihat beberapa gaun tergeletak pasrah. Melihat model gaun-gaun itu, perut Pipi seperti diputarbalikkan ngga menentu.

"Oke class .."
"Huhuhu."
"Oke, kita mulai. Elu udah sms si Yonas?"
"Udah."
"Apa katanya?"
"Dia sedikit heran aja sih, ngga jemput gue di rumah, tapi disini."
"Never mind. Leave it. Oke, sudah menetukan pilihan?"
"What? Pilihan apa? Presiden?"
"Begggooooo, itu ada gaun, ada blouse dan rok, ada cardigan dan tanktop. Elu mau pake yang mana?"
"Actually, gue bingung."
"Ga heran sih. Ya udah, gue yang pilih yah?!"
"Jangan yang ribet!"
"Ngga lah. Karena Yonas memilih cafe anak muda, rasanya cukup pantas kalau elu memakai rok jeans panjang ini, dipadu sama tanktop putih dan cardigan biru. Hmm tinggal rambut elu di kasih bando trus wajah elu gue sulap sedikit."
"Mi, please .."
"Diam! Jangan banyak komentar!!"
"Apa itu?"
"Alas bedak, diam napa sih? Jangan bergerak."
"Mi, kan tadi udah bedaknya."
"Tadi kan bedak tabur, sekarang bedak padat, biar riasan ngga lekas luntur. Hmm alisnya gue rapihkan dikit, pinsil alis itam aja, elu ga cocok yang coklat."
"Udah?"
"Belum! Diam!"
"Miiiii ga usah lipstick yah?"
"What? Ini cocok .. rada pink. Jadi kesan cewek feminin itu pasti ada biar pun rok yang elu pake itu rok jeans!"
"Mi .. aduh, wajah gue kok berat .."
"Belum biasa, nanti juga terbiasa."
"Miiiiiiiiiii"
"Apa seh!!!! Tinggal rambut dikasih bando trus elu ganti baju."
"Miiiiii!!!"
"Elu mau diam ga sih?"
"Hp gue bunyi."
"Oh! Sorry .. nih tangkep."
"Sms dari Yonas."
"Sip, cepet dibaca dulu! Siapa tau di berubah pikiran ngajak elu ke resto mewah romantis! Jadi elu masih punya waktu buat memilih gaun!"
"Sepuluh menit lagi dia sampai."
"What? Cepat cepat .. lepasin itu jeans .. ya ampun Pi .."
"Jangan komentar, short ini harus gue pake!"
"Oke oke .. cepet ini tanktopnya .. cardigan!! Jangan lupa parfum!! Itu, cari parfum gue yang aromanya orchid itu!!"
"Iya iyaa .. duh .. yang rada maskulin dikit .."
"Ga ada! Cepet! Disini ga ada koleksi axe elu!!"
"Iya ini juga udah cepet."
"Eitsssssss jangan lupa."
"Lupa? Semuanya udah kan? Sesuai kehendak elu kan? Bedak udah, lipstick udah, rambut udah dibando, apa lagi?"
"Selop! Eits, jangan selop .. hmm ini aja, sepatu tali ini saja."
"Ami! Itu tujuh senti!"
"Kenapa dengan tujuh senti?"
"Ketinggian."
"Ah elu Pi. Berada di ketinggian aja ngga takut, masa make sepatu yang hak nya tujuh senti takut? Banci ah."
"Ya deh, terserah elu."
"Tradaaa ... sukses!!"
"Eh hp gue .."
"Jangan lupa tas tangannya Pi. Inget, jalannya jangan grasa grusu kayak preman. Yang lembut, kalau perlu jalannya pelan aja .."
"Mi .."
"Ya yah?? Si Yonas epon?"
"Rite."
"Trus?"
"Dia udah di depan rumah elu."
"Horeee .. ayok keluar cepet!!! Inget jalannya."
"Iya iyaa, bawel!!"
"Demi kebaikan elu .."
"Ati ati Pi .."
"Iya .. duh susahnya sepatu ini!!!"
"Pi .."
"Yaa."
"Pi!!"
"Ya, entar, gue udah lihat kok orangnya di pic, emang cakep, tapi gue mesti liat bawah terus nih, biar ngga terantuk tauk!"
"Pi .. "
"?????"
"?????"
"Hai Pi!" suara Yonas. Berat dan ramah.
"Pipiiiiiiiiiiiii!!!! Dia naik harley!!!!!!!!!!!" Ami histeris.

Pipi ngakak lebar. Ami bengong. Apa gunanya usaha dia sekian jam tadi bila si Yonas tunggangannya harley? Bukan mobil, bukan taxi, bukan pula bajaj. Ami mengigit bibir, sedikit kecewa. Pipi masih ngakak, lupa kalau gaya ngakaknya amat ngga cocok sama penampilannya. Yonas, yang ngga tau apa-apa ikutan Pipi ngakak. Yonas tertawa dengan alasannya sendiri. Ami masih diam, ngga percaya pada pandangan di depannya ini. Oh God!!

"Rada beda dari pic nya yah Pi?" ujar Yonas tanpa turun dari harley. Pipi masih terus menghabiskan sisa tawa, perpegangan pada kusen pintu, takut jatuh.
"Kenapa? Lebih cantik kan?" Ami seperti mendapat angin segar.
"Oh bukan .." bantah Yonas.
"Lalu?"
"Pipi jadi kayak banci!!" dan tawa Pipi pun tambah meledak. Ami manyun.
"Sorry. I didn't meant .." Wajah Yonas tampak bersalah.
"Ga pa pa Nas." Sambar Pipi cepat.
"Iya, ga pa paaaaaaaaa." Sambung Ami dengan tampang cemberut.
"Maksut gue, gue ngga menyangka bakal menemui Pipi yang seperti ini." Ujar Yonas cepat. Ami bengong.
"Mending elu turun dulu deh Nas, duduk dulu." Saran Ami. Yonas pun menurut. Pipi hati-hati melangkah menuju kursi di teras rumah Ami. Yonas duduk bersila di lantai. Gila, Yonas ternyata setali tiga uang sama Pipi, bisik hati Ami. Anaknya cuek berat dengan jeans belel, kaos oblong dan kemeja cowoknya. Lain dari itu, Yonas memang cakep. Ami duduk di samping Pipi.

"Nas, semua ini hasil karya Ami loh." Seru Pipi cuek. Ami menginjak kaki sahabatnya itu.
"Oh yah?"
"Hu`uh, biar gue terlihat lebih feminin di hadapan temen cowok dari irc!!" sembur Pipi dengan tampang rada meringis. Kakinya sakit diinjak Ami.
"Hahahahaha .. kenapa harus begitu?"
"Loh! Kan emang harus begitu Nas! Biar elu ga perlu menolak untuk jatuh cinta pada Pipi! Para cowok pada umumnya .." kata-kata Ami yang spontan itu membuat Yonas bengong. Pipi memerah wajah. Duh.
"Ngga semua cowok begitu kan? Lagian gue udah jatuh cinta kok!!" jawab Yonas jujur.
"Iya sih .. Pipi sendiri udah bilang begitu .." Ami meragukan kepercayaan dirinya pada ucapannya sendiri. So what?

"Denger yah. Sejak awal gue kenal Pipi di irc dan kita saling tukar pic, gue udah cinta mati sama dia! Penampilannya yang tomboy dan terkesan cuek di pic itu membuat gue ga mau melepaskan dia begitu saja." Yonas bicara.
"Enak aja, emang gue hewan ternak?!" Pipi membantah.
"Jatuh cinta yah?!" Ami semakin bengong.
"Hihihi, kata-kata Pipi di ruang chat, cocok sama pic yang diberinya." Lanjut Yonas lagi. Pipi tersenyum dikulum. Ami serius mendengarkan.
"Gue yakin, ini lah cewek yang gue cari selama ini. Apa adanya dalam bertutur, terbuka dan tomboy!" Ami mau pingsan rasanya. Semua argumennya mental oleh ucapan Yonas barusan.
"Makanya, karena itu lah gue lantas memilih naik harley menjemput Pipi. Bukan mobil." Pipi kali ini tertawa semakin keras.
"Pi, plis deh. Elu menang .. elu menanggggg." Jerit Ami sambil memukul pundak sahabatnya itu.
"Jadi tadi, gue ketawa, rasanya lucu gitu loh ngeliat Pipi tertatih-tatih berjalan dengan sepatu ber hak tinggi. Kan katanya suka pake sepatu kanvas, suka pake celana jeans, suka kemeja cowok .. jadi gue udah yakin banget, Pipi ini pasti satu selera sama gue. Dan bagi gue, sebulan rasanya lebih dari cukup buat kopda, makanya gue tadi yakin banget milih harley. Eh ga taunya .." Yonas menatap Pipi yang masih tersenyum.

"Udah udah .. oke, kalian berdua silahkan melanjutkan kopda ini! Yang jelas, gue hanya mau denger berita baiknya saja Pi. Oke? Yang jelas gue udah berusaha." Ami menarik napas lega.
"Iya iya, biar bagaimanapun, gue thanks berat ke elu Mi. Elu itu care banget sama gue. Elu baik banget .. meskipun usaha elu kali ini sedikit gagal, tapi gue akan tetap mengenangnya seumur hidup!" tambah Pipi.
"Oke, itu lah Pipi yang gue kenal." Yonas menimpali.
"Nah, gue ganti baju dulu yah." Pipi melepas sepatu milik Ami.
"Loh? Kok ganti baju Pi? Baju yang mana?!" tanya Ami.
"Baju yang tadi."
"Kaos jelek dan cenala jeans itu?"
"Rite."
"Tapi PI .."
"Udah .. ga pa pa. Masa sih gue naik harley pake rok? Ga lucu ah. Sekalian gue mau hilangkan make up ini, uhhh berat rasanya wajah gue.!"
"Hmm ya udah .. sepatu elu di kolong lemari gue."
"Oke sist!"
"Sast sist .. gundul ah! Gue gagal!!"
"Hihihi."

Sore itu Pipi dan Yonas pamit dari rumah Ami. Yonas dengan penampilannya yang cuek, cocok dengan penampilan Pipi yang ga kalah cuek. Kaos oblong, celana jeans dan sepatu kanvas! Tak lupa ransel biru navy nya melekat di pundak. Harley gede itu pun brem brem ngilang dari pandangan Ami. Ami menarik napas lega. Ah akhirnya. Ternyata Yonas telah mencintai Pipi sejak mereka tukaran pic. Ternyata ada juga cowok yang ngga menilai cewek dari penampilan. Buktinya, Yonas adalah cowok yang keluar dari persembunyiannya, yang dicari Pipi selama ini. Ami tersenyum ikut bahagia.

"Pi .."
"Hmm."
"Pi, pulang jam berapa?"
"Sembilan."
"Wa, ngapain aja sih?"
"Mesra-mesraan."
"Sirik deh gue!! Pi!! Buka mata dong! Merem mulu nih anak!"
"Masih ngantuk!"
"Loh, katanya pulang jam sembilan."
"Efeknya Mi .. gue baru bisa merem jam empat subuh!"
"Ah sebodo! Gue mau denger ceritanya!"
"Ngantuk!!"
"Pi!! Jam tujuh neh! Bangun bangun!!"
"Jam tujuh elu ke kamar gue hanya buat denger cerita?"
"Iya lah. Ini hal ajaib!"
"Ajaib apanya?"
"Elu dideketin dan dicintai cowok karena apa adanya elu."
"Wajar lah .. "
"Loh kok."
"Elu di deketin dan dicintai cowok juga karena apa adanya elu Mi."
"Maksutnya?"
"Bego."
"Biyarrrr!! Dooohhh bangun napeh?!!"
"Bawel ah! Iya iya gue bangun!!"
"Nah, trus?"
"Ya itu tadi, standart cowok kan beda-beda Mi."
"Hmmm iya sih .. "
"Makanya ..."
"Iya sihhhhhh makanya gue gatot!"
"Salah sendiri."
"Nah yahhh kalau udah gini gue disalahin."
"Huehue, maksut gue, elu tuh ga mau denger opini gue, apa kata gue, langsung main paksa, no komen lah, demi persahabatan lah hihihi."
"Kan semua demi elu Pi."
"Iya, thanks banget."
"Sama-sama lah."
"Kalau bukan karena kejadian kemarin pun, rasanya gue dan Yonas ga bakal sehangat itu .. "
"Ouw!!!!!"
"Dudutz! Maksut gue, kita pasti kaku .. "
"Hmmm??"
"Iya kaku .. pasti canggung."
"Betul! Dengan kejadian kemaren, timbul hal lucu dan kalian berdua malah ketawa bebas, ngetawain gue!"
"Hihihi .. iya, kita jadi kayak dua teman lama yang baru ketemuan!!"
"Jadi sukses nih?"
"Rite, very succes!"
"Makan-makan dong kita."
"Boleh, ke Frusto aja yuk? Suasananya asik, ada live band lagi."
"Wah .. asik dong .. yuk yuk, mandi gih!"
"Oke .."
"Sip."
"Mi .."
"Hmm."
"Ami!!"
"Iya iya! Apa seh? Gue belum budeg tau! Ngomong aja!"
"Thanks yah!"
"Never mind. We're sister, and there's no thanks between us!"
"Oke .."
"Pi .."
"Apa, gue ga jadi mandi kalau gini caranya."
"Hehehe .. Pi .. Selamat yah. This is happy ending from your cyber world!"
"Rite .. happy ending. Gue sendiri ga nyangka."
"Ga nyangka apa?"
"Ga nyangka kalau akan secepat ini cinta itu bersemi."
"Yeaaahh kopda kopda!!!"
"Hihihi kopda!"
"Udeh sono mandi!!!!!!! Gue ngga tahan pengen ke Frusto!"
"Oke, jadi gue mandi nih?"
"Lu tu yeee!!!"
"La la la .. kopda .. kopda .." senandung Pipi trus ke kamar mandi.

2 Commenti:

Blogger BlueIce ha detto...

Tuteh ...
Boleh yah kasih comment ...
Dari tadi aku nyari2 artikel n cerpen via paman google ... ews .. nyampe ke blognya Tuteh ...
So .. bagus banget cerpennya ... dah tampil di mana aja ini ... may be bisa di post ke media .. aku yakin dimuat. Hehe .. n so ... lam kenal aja ya ..
Tetap Semangat Berkreasi ...
N so ....
Jangan lupa kunjungi rumahku ya .. hehe .. mampir ..

http://serpihanmutiara.blogspot.com

Lam kenal Tuteh ...
Tsaa ...
Success U're ...

Jaka
Jogja`

12:49 AM  
Blogger Tuteh ha detto...

Makasih yah udah maen ke sini ^^ saya hanya menulis apa yang ingin saya tulis :)) hueheuehue cheers!! :D

11:45 AM  

Posta un commento

Iscriviti a Commenti sul post [Atom]

<< Home page