mercoledì, agosto 18, 2004

Here We Are

"Vi, boleh aku bicara denganmu?" aku menoleh. Ah Marina, tentu saja kamu boleh bicara, bukan kah kita adalah teman meskipun bukan lah sahabat?
"Tentu saja boleh, sebentar yah." segera kubayar makanan yang telah mengisi perutku saat makan siang tadi dan menghampiri Marina yang sedang duduk menanti diriku di sebuah meja kantin yang kosong.

"Hei, ada hal yang penting banget?" tanyaku. Marina menggeleng dan mengajakku duduk berhadapan dengannya. Dalam dua menit, lima menit, sepuluh menit Marina masih terdiam. Come on girl, don't wasting my time. Masih banyak pekerjaan yang belum kuselesaikan. Kepalaku dipenuhi laporan keuangan dengan nominal yang membuat mataku sakit.

"Nggak penting-penting amat sih, tapi aku rasa kamu harus mengetahuinya." wow, aku harus mengetahuinya? Rasa penasaran menyelubungi jiwaku, menuntut Marina melalui tatapan penuh rasa ingin tau.
"Apa itu?" tanyaku to the point. Aku adalah orang yang terkadang tak dapat berbasa-basi. God, kerjaanku masih banyak .. ugg.
"Sudah berapa lama kamu jalan bareng Yuda?" Yuda? Cowokku itu? Sudah berapa lama yah? Lima bulan? Enam barangkali .. hei hei, ada apa ini?

"Menurutmu berapa lama?" yeah, aku balik bertanya dan Marina cukup terkejut dengan pertanyaanku. Duh cewek yang satu ini, sedia payung sebelum hujan dong.
"Lima bulan .." aha! Tepat sekali. Pemerhati 'relationship' rekan sekerja yah?
"Betul, lima bulan lewat beberapa hari kurasa." lanjutku membenarkan. Marina menarik napas panjang dan dapat kulihat jemarinya bergetar. What the hell happen?

"Vi, Yuda itu buaya. Dia playboy. Bajingannya perempuan,.." ya ya ya, apa lagi? Oh aku tau, Yuda adalah perayu kelas wahid, pengoleksi wanita, penghancur harapan perempuan dan apa lagi yah? Terlalu banyak kejelekan seorang Yuda yang sempat teringat dalam otakku saat ini.
"Bukan hal yang baru kan?" dia mengangguk setuju dan melanjutkan kata-katanya. Aku mendengarkan. Seharusnya ada 'sesuatu' yang telah terjadi sehingga Marina mengajakku berbicara serius hanya untuk membahas kebiadaban seorang Yuda.

"Aku adalah kekasih Yuda." aku tertawa. Betul kah? Kekasih Yuda yang tak kuketahui? Menjalin cinta diam-diam? Bila Marina adalah kekasih Yuda, lalu aku apanya? Sedangkan dalam lima bulan terakhir kami merupakan pasangan termesra satu kantor!
"Uhm, really?" aih, masih sempatnya aku mengatakan 'really' untuk pernyataan yang seharusnya membuat hatiku terbakar.

"Dulu .. bukan sekarang." hah! Mau rasanya aku meninggalkan Marina tanpa perlu mendengar ocehan yang tak ada untungnya bagiku. Tapi dia memintaku untuk bicara, jadi kulayani saja.
"Oke, dulu mungkin kalian pacaran .. backstreet dan membuat tak seorang pun tau termasuk aku. Lalu sekarang kalian nggak ada hubungan apa-apa lagi karena Yuda memacari ku. Lalu??" rentetan kata-kata itu terucap dengan pelan tapi pasti. Ya, aku ingin Marina tau bahwa aku sama sekali tak terpengaruh dengan ucapannya.

"Aku hanya ingin mengingatkan kamu Vi. Jauhi Yuda, dia hanya akan membuat perasaanmu melambung terus dihempaskan tak kenal ampun." aku terpana. Seorang mantan pacar menjelek-jelekkan si mantan di hadapan kekasih si mantan? Ah bahasaku kacau dan Marina rasanya lebih kacau dari aku.
"Itu saja?" tanyaku tergesa.
"Bukan hanya itu ... " menggantungkan kalimat adalah kebiasaan yang buruk. Karena orang akan melanjutkan kalimat itu dengan kata-kata yang tak sedap bukan?

"So?" tanyaku lagi.
"Aku masih mencintai Yuda .. hatiku sakit setiap kali melihat kemesraan kalian di kantor. Yuda amat nggak adil padaku. Saat memacariku dia menutupi hubungan kami dan saat bersamamu dia mempertontonkan kemesraan kalian di hadapan semua orang termasuk aku." wow! Cemburu seorang wanita. Lalu Marina ingin aku berbuat apa? Memutusi Yuda dan membiarkan cowokku itu kembali padanya?

"Bila kamu masih mencintainya, mengapa dulu kamu biarkan dia pergi meninggalkanmu?" pertanyaan yang wajar bukan?
"Karena dia nggak mencintaiku lagi Vi .. setelah .. setelah enam tahun!!" what? Enam tahun! Enam tahun bukan lah waktu yang singkat seperti lima bulan bersama Yuda. Enam tahun .. wajar lah bila Marina merasakan kehilangan yang amat sangat dan masih menyimpan cinta yang begitu besar pada Yuda.

"Aku nggak tau hubungan kalian ternyata begitu lama. Hmm .. Marina, pekerjaanku banyak sekali hari ini, aku to the point saja yah? What do you like me to do now? Broke from Yuda and leave him then he can comeback to you?" huahhh .. kata-kata ku .. menohok sekali.
"Bukan itu. Aku tak bermaksud seperti itu. Aku hanya nggak ingin kamu terluka sama seperti yang aku rasakan saat ini." ujar Marina. Aku dapat melihat butiran bening terkumpul di sudut matanya.

"Marina, thanks banget karena kamu telah memperingatkanku. Akan aku camkan baik-baik di dalam hatiku. Sekarang aku kerja lagi yah. Dah .." ku tepuk pipinya lembut dan membiarkan gadis itu mematung di sana. Yeah, aku muak dengan Marina. Gadis itu terlalu mellow menghadapi realita hidup. Bukan lah hal yang baru bila Marina terkenal cengeng dan suka bertele-tele dalam segala hal. Sama halnya dengan leletnya cara dia berpikir dan bertindak. Sedangkan Yuda? Cowokku itu adalah si gesit yang dapat diandalkan untuk semua bidang pekerjaan. Aku mencintai Yuda karena dia mencintaiku. Aku tak mencintai masa lalu nya yang kelam.

Yuda memang cowok playboy yang suka gonta ganti pacar. Tahun-tahun belakangan saja telah beberapa kali Yuda terlibat hubungan asmara dengan rekan sekerja. Hebatnya, pada masa itu Yuda masih menjalin cinta bersama Marina, hal yang baru kuketahui dari pernyataan Marina. What the suck life! Mengapa Marina bertahan? Mengapa pula Yuda bertahan bersama Marina dalam enam tahun yang penuh dengan cinta ke tiga, ke empat atau ke sembilan?

"Hei sweety .. ngelamun! Aku laporkan pak bos loh kalau ngelamun lagi." aha, ini dia my Yuda. Berdiri di hadapanku dengan senyumnya yang memikat dan pesonanya yang penuh karisma. I love you Yud! Seburuk apa pun masa lalu mu. Sebangsat apa pun kamu pernah menghancurkan hati wanita-wanita yang lain.
"Kalau ngelamunin hero kan nggak masalah." dia tertawa. Barisan giginya yang putih terpamerkan diantara sepasang bibir yang penuh. Uhm, I want your lips now Yuda .. ah, ini kantor yah?

"What happen? Sepulang dari kantor cabang bersama bos tadi aku dicegat Marina di depan kantor dan dia bercerita soal pertemuanmu dengannya. Kamu nggak marahi dia kan?" aku ingin tertawa mendengarnya.
"Marahin? Marahin karena kalian ternyata telah enam tahun pacaran selama ini? Tentu saja sebelum kamu memacari aku. Oh, tentu tidak." jawabku pasti. Yuda sedikit terkejut lalu tersenyum lagi.
"That's why I love you Vi .. you're different from them." oh yeah. Aku juga mencintaimu Yud, lebih dari apa pun.

Yuda kembali pada pekerjaannya so do I. Duh ribetnya rumus-rumus pembukuan ini. Setiap akhir bulan aku berkutat dengannya dan aku masih saja dibuat gregetan saking gemasnya dengan keribetannya. Cepat-cepat kuselesaikan pekerjaan yang tersisa agar nanti aku tak terlambat pulang. Lebih dari itu, aku tak ingin Yuda menungguiku menyelesaikan pekerjaan ini. Yeah .. akhirnya selesai juga, aku layak dapat penghargaan. Pembukuan akhir bulan terselesaikan tepat waktu. Save and report now.

"Aku yakin, bukan kamu yang ingin berbicara dengannya namun dia lah yang ingin berbicara denganmu .. am I rite miss Vi?" aku terkikik sendiri. Yuda, all your words make me feel so great!
"Tepat .. hero selalu tepat hehehe." dia mencubit pipiku gemas. Ah, aku inginkan bibirmu, bukan sekedar cubitan sayang di pipiku Yud.
"Dia selalu begitu. Entah kenapa dia nggak dapat melupakan cinta kami yang telah lama terkubur." penjelasan yang tak kuminta.

"Aku tau .. dia yang bercerita padaku .. aku kaget loh hero .. soalnya selama ini hero sama sekali nggak menceritakannya padaku." Yuda tertawa. Hei, be carefull .. kita di jalanan ramai sekarang! Hati-hati mengendarai mobilmu Yud, mobil yang baru saja menjadi milikmu, buah kerja kerasmu selama ini.
"Rasanya sudah saatnya aku membeberkan kisahku bersama Marina tempo-tempo dulu. Boleh?" aku senang mendengarnya. Yuda ingin jujur padaku, jarang-jarang kan seorang playboy mau bicara jujur kan?

"Bicara lah .. apa pun yang akan hero beberkan nggak akan berpengaruh atas cintaku pada hero." ujarku pasti.
"That's why I love you sweety .. kamu beda .. kamu membuatku memiliki perasaan untuk tidak boleh kehilangan dirimu dan cintamu." duh, wajahku pasti lah bersemu merah.
"Sudah lah, sekarang ceritanya." tuntutku. Yuda menarik napas dalam. Aku meliriknya sekilas .. humm macho and gentle. For me, Yuda is everything. My soul, my heart, my love and my hero!

"Enam tahun yang lalu aku pacaran dengan Marina. Cinta yang tak ingin aku publikasikan ke orang-orang karena saat itu, hmm you know lah, aku masih suka gebet sana sini hehehe. Hubungan yang romantic and full of love. Everyday is a love day for me. But when time pass me by,.. minute by menute, day by day, month by month .. I can feel the real thing .. I don't love her at all. I can't love her cuz she's not the woman that I looking for. Marina kelewat cengeng. Kita selalu saja beda pendapat dan bertengkar. Marina pencemburu yang unggul dan selalu mencurigaiku." awal cerita yang bagus.
"Karena hero pantas dicemburui kan? Hero adalah playboy cap kapak, hehehe." aku tertawa diiringi tawa Yuda. Dia mengacak-acak rambutku gemas.

"Yap, you're rite miss Vi. Aku mulai kehilangan selera melihatnya. Empty, I feel nothing when I look at her. I realized, there's no love anymore and our relationship going for nothing!! Dua tahun bersamanya telah membuatku yakin dan pasti untuk memutuskannya. Tapi apa yang terjadi? Marina meraung-raung putus asa dan menjerit penuh nista. Marina nggak ingin aku pergi darinya. Aku kukuh karena aku harus! Aku nggak mau menjadi tempat marah-marah dari cemburu seorang wanita yang nggak lagi membuat hatiku tersentuh! Aku jenuh Vi, bosan bila terus menerus dicemburui tanpa alasan. Bosan dengan pertengkaran demi pertengkaran yang selalu tercetus bila kami bertemu akibat beda mind and view!! Aku ingin berhenti menjadi playboy, untuk itu aku membutuhkan The Woman, the rite woman yang bisa memborgol hatiku." hmmm .. aku mengerti. Bagaimana Marina tak cemburu? Yuda ibarat the most wanted man on our office!

"Lalu apa yang membuatmu bertahan? Sampai-sampai hubungan kalian harus berjalan hingga enam tahun?" tanyaku kembali. Aku begitu bergairah mendengar cerita ini.
"Karena Marina mengatakan bahwa dia mengidap kanker otak .. yang selama dua tahun sama sekali nggak aku ketahui .. dia memohon padaku untuk mengijinkan dia memilikiku hingga Tuhan mengambil nyawa nya." wow, hebat! Ini baru namanya cerita yang seru. Cerita yang paling seru dari semua kisah hidup Yuda.

"Aku manusia, mendengar hal itu membuat hatiku sedikit tersentuh. Oke, aku akan menemani dia tapi tanpa cinta. And you know what? Empat tahun berikutnya aku seperti orang gila yang terus menerus mengikuti kehendaknya. Terus terang, aku kasihan pada sakitnya, cinta untuknya telah lama mati. Dalam empat tahun itu aku mencoba menjalin cinta yang baru dengan beberapa wanita, rekan kerja kita .. kamu pasti tau siapa mereka .. tapi lagi-lagi aku gagal karena Marina mendatangi mereka, menyuguhkan cerita yang sama persis dengan yang kamu dengar tadi siang. Aku pasti akan hal itu. Wanita-wanita itu nggak dapat menerima realita yang ada dan memilih untuk meninggalkanku." huaah .. kejam sekali Marina.

"Pengekangan hak asazi tanpa kemanusiaan!" rutukku tiba-tiba. Yuda tersenyum simpul dan mengacak rambutku kembali.
"Ya, dan yang lebih sadis lagi, ternyata Marina adalah wanita sehat wal afiat tanpa sakit seperti yang dikatakannya padaku. Sayang sekali empat tahunku terbuang percuma demi seorang Marina." what? Ck ck ck, wanita seperti itu apa pantas dicintai? Aku juga wanita, mungkin tak layak aku berpikiran seperti ini, namun sikap dan sifat Marina begitu menjemukan dan menjengkelkan siapa saja yang mendengarnya.

"And then .. when I saw you although not at the first time, I feel something happen in my heart. Kamu begitu berbeda, pintar, supel, humoris dan penuh gairah hidup. Ini adalah wanita yang aku butuhkan untuk melengkapi hidupku. Aku memacarimu." aha .. I love you then Yud!
"Wuihhhhh tersanjung deh aku hihiihi." timpalku.
"Kamu adalah wanita berpikiran dewasa yang nggak peduli pada masa lalu ku sebagai cowok bajingannya wanita dan segudang cerita jelek tentang hobby ku memacari banyak wanita." ya, ku akui, aku terjerat padamu dan tak ingin cinta yang bersemi di dalam hatiku ternodai dengan masa lalu mu.

"Duh hero .. masa lalu mu telah lewat dan nggak ada guna nya lagi diungkit. Bagiku, saat ini adalah merasakan indahnya cinta bersama mu dan meyakinkan hatiku sendiri bahwa hero yang ini adalah hero yang berbeda dari yang pernah wanita-wanita itu kenal. Hero yang ini adalah hero yang memberiku cinta. Dan meskipun hero ingin menggebet wanita lain, aku tak peduli ... yang penting aku bahagia. Itu saja. Bila Marina dapat membuat wanita-wanita itu menjauhi hero dan memutuskan hubungan begitu saja dengan ceritanya, maka aku tidak. Aku sama sekali nggak terpengaruh." ujarku pasti. Yuda tertawa dan mengerem mendadak. Duh, lampu merah lagi!! Pada kesempatan itu Yuda menatapku penuh sayang dan mengecup lembut bibirku. Padahal aku menginginkan lumatan bibirnya .. lebih dari sebuah kecupan. Hei Vi ... ingat, ini di tempat umum!! Yea yea .. aku jadi malu sendiri dengan keinginan yang menggebu-gebu.

"Itu lah sebabnya aku mencintaimu Vi .. sangat! Kamu berbeda dari mereka. Pola pikirmu yang modern dan berlogika membuatku terkagum-kagum. Bila semua yang kuinginkan telah kudapatkan darimu, untuk apa lagi aku mencari yang lain? Hanya membuang waktu ku! Aku tak mau sebagian kecil saja waktu kita terbuang untuk mencari yang lain .. camkan itu baik-baik. Bila dulu aku playboy maka sekarang aku adalah pecinta sejati!!" cieee aku tertawa mendengarnya.
"Ck ck ck .. hebat dong aku?" Yuda mengangguk setuju. Kami menang? Iya! Kami berdua menang!! Bila saat ini kami menang menghindar dari badai, aku berharap besok kami mampu menghalau badai yang lebih besar lagi. Wish me luck!

Mobil Yuda kembali melaju membelah jalanan yang ramai. Aku duduk di sampingnya, mendengarkan tembang lawas dari radio. Yuda, aku mencintaimu, seperti kamu mencintaiku. Aku mencintaimu karena kamu berbeda, seperti kamu mencintaiku karena aku berbeda dari yang lain. Aku wanita yang praktis dalam berpikir, demikian pula dirimu. Aku hidup dalam masa sekarang mu, bukan dalam masa lalu mu. Karena masa lalu yang pahit hanya akan membawa susah hati .. untuk apa memikir kan masa lalu bila aku telah bahagia dengan masa sekarang mu? Yuda .. tak salah aku memanggilmu hero .. you're my soul, my heart, my love and my hero!! Luv you Yud!!

tuteh--

0 Commenti:

Posta un commento

Iscriviti a Commenti sul post [Atom]

<< Home page