sabato, febbraio 14, 2004

SAMPAI NANTI

Ini bulan Februari. Tanggal 14. Tidak ada yang salah dengan bulan dan tanggal ini. Yang salah adalah hati saya, sampai detik ini saya masih belum bisa melupakan sosok bang Ariel dalam hati dan cinta saya. Bang Ariel, sedang apakah dia disana? Bermain bersama malaikat dan para dewa? Dua puluh empat hari yang lalu, bang Ariel tercinta pergi dari dunia. Bang Ariel boleh saja meniggalkan dunia fana ini, tapi tidak dari hati saya. Cinta saya padanya begitu besar. Meskipun selama ini saya selalu tersenyum, namun dalam hati saya menangis. Saya mencintainya sepenuh jiwa raga, namun nasib tidak berpihak pada kami, dalam kondisi koma di rumah sakit, bang Ariel yang terpisah negara dan benua dari saya, pergi untuk selamanya. Meninggalkan saya, dengan cinta ini, sendiri disini.

Siapa yang mengira sebelumnya kalau kecelakaan tragis itu akhirnya merenggut nyawa bang Ariel tercinta? Siapa yang tau takdir yang telah digariskan Tuhan untuk umatnya? Tapi kenapa bang Ariel? Kenapa harus dia? Untuk ke sekian kalinya saya menangis, di sini .. di kamar saya. Merutuki nasib dan tak berdaya. Dari luar saya boleh nampak kuat dan tegar, tapi di dalam saya rapuh. Seperti elang kehilangan sayap. Saya kembali menangis menatap sosok di cermin. Ini lah saya sekarang, tambah sehat dan ceria. Tidak!! Itu hanya apa yang nampak dari luar, tidak di sini, di hati ini. Apa yang terjadi di hati ini, tak kan ada seorang pun yang tau ... saya hancur berkeping-keping tanpa sisa. Cinta yang begitu bahagia harus berakhir seperti ini.

Dua puluh empat hari yang lalu, saat sms dari Adit, adik bang Ariel belum saya terima, masih banyak harapan dari dalam hati saya. Harapan untuk bersama bang Ariel. Harapan untuk merayakan Valentine berdua. Karena sesuai janjinya, bang Ariel akan pulang ke Banjarmasin tanggal 10 Februari dan akan ke Jogja sebelum Valentine. How stupid I am! Bang Ariel koma saat itu, tapi harapan-harapan bersamanya terus ada. Saya seakan menolak kondisi bang Ariel yang sedemikian parah di sana. Hati saya menjerit-jerit memohon kesembuhan untuknya. Tuhan, beri bang Ariel kesempatan hidup, dia cowok baik, dia cowok tercinta saya, saya ingin bersamanya di hari penuh cinta ini. Dan hati saya menjerit-jerit saat sms dari Adit saya terima. Sungguh tidak adil! Saya, lagi lagi menangis, di sini ... di kamar saya.

Masih segar dalam ingatan saya kala bang Ariel datang ke Jogja, bertemu saya. Masih terasa getar-getar cinta di dada. Bang Ariel yang begitu baik dan cinta pada saya telah memberi saya nafas dan langkah baru dalam hidup untuk meraih mimpi-mimpi. Seminggu sebelum Idul Fitri itu adalah hari-hari terindah dalam hidup saya. Dimana saya melewatinya bersama kehangatan bang Ariel tercinta. Bang Ariel adalah semangat saya selain keluarga. Bang Ariel adalah yang terbaik bagi saya. Orang baik, orang baik selalu dipanggil duluan oleh Tuhan. Orang baik selalu mendapat kesempatan hidup lebih sedikit dari orang jahat ... Saya menangis, di sini ... di kamar saya.

Tedy bear sebesar jempol itu menatap saya. Kosong, sekosong hati saya setiap kali saya menatapnya. Salah satu hadiah bang Ariel yang selalu saya bawa kemana pun saya pergi. Tedy, taukah kamu, dia yang telah memberikanmu pada saya saat ini telah pergi jauh meninggalkan kita. Tedy, jangan tatap saya seperti itu! Hati saya luka Tedy .. meskipun saya nampak tegar. Meskipun saya selalu berusaha tersenyum setelah kejadian dua puluh empat hari yang lalu. Tapi tau kah Tedy? Separuh nafas saya telah hilang kini ... walaupun it's not end of the story, of my life, but I do down! Saya cinta bang Ariel!!! Saya kembali menangis, di sini ... di kamar saya.

Ini bulan Februari, tanggal 14. Hari ini hari Valentine, tidak ada yang salah dengan hari ini. Yang salah hati saya, karena saya masih belum sanggup melupakan sosok tercinta bang Ariel. Bang, setiap kali mengingatmu, taukah dirimu kalau saya masih teramat dalam mencintaimu? Bang, masih cintakah dirimu pada saya? Saya membuka gordyn, membiarkan angin malam Valentine menyapu wajah. Saya tatap bintang-bintang di langit hitam, jauh, amat jauh, namun dekat di hati ... disitukah dirimu berada bang? Dari situkah dirimu tersenyum pada saya? Saya yang rapuh karena kepergianmu? Ah bang, ketahuilah, tiada indah dunia ini rasanya tanpa kehadiranmu. Tapi apa daya, saya hanyalah manusia biasa seperti mu jua, tak mampu menolak kehendak Tuhan, zat yang menggenggam kita di tangannya.

Bang Ariel tercinta, maafkan kalau sampai hari ini, dua puluh empat hari setelah kepergianmu, saya masih belum bisa melupakanmu. Sudah takdir kita untuk tidak bersama. Kita, sekali lagi hanya manusia biasa, terjebak di dalam garis tangan yang kita bawa sejak lahir. Bang Ariel tercinta, saya mencintaimu. Baik-baiklah di alam sana, saya berjanji, akan selalu menemanimu dengan do'a yang saya panjatkan. Semoga do'a kecil saya bisa lebih membuat rohmu tentram di alam sana. Bang, saya mencintaimu, tiada batas untuk cinta ini. Cinta yang tumbuh dengan subur di hati walaupun kita terpisah negara dan benua. Isn't it? Love have a magic thing in it.

Bang Ariel tercinta, Valentine ini saya sendiri, menangis di sini ... di kamar saya. Air mata memang tidak bisa menyelesaikan segalanya, tapi air mata membantu hati saya lebih ringan. Membuat hati saya sedikit dapat bernapas dalam himpitan duka yang merajalela. Saya kembali ke cermin, menatap sosok saya yang tersenyum disitu. Senyum yang rapuh! Saya tidak mau munafik bang. Makanya saya menolak menghadiri pesta Valentine yang diadakan Thia dan teman-teman lainnya. Saya lebih memilih di sini, di kamar saya, mengenangmu dan menangis. Paling tidak hari ini saya merasa dekat denganmu. Entah karena tedy bear mungil itu atau karena cinta yang masih ada di dalam hati ini. Air mata saya tak mungkin kering bang, tidak mungkin bisa. Dahaga kerinduan saya akan dirimu tidak akan bisa terobati. Saya mencintaimu bang.

Angin Valentine kian kencang ... saya menutup jendela. Kembali ke pembaringan dengan mata yang masih basah. Thanks mama, papa and my 'lil bro. Pilihan kalian untuk membiarkan saya di kamar ini sendiri, menangis dan berpikir amat menolong saya meringankan himpitan duka di hati ini. Bang Ariel, yakinlah .. saya cinta padamu, biarkanlah cinta ini terus di sini, sampai saatnya nanti dia harus pergi dan tergantikan dengan cinta yang lain. Bang Ariel, saya ingin tidur, peluk lah erat saya dan cinta ini ... saya mencintai bang Ariel ... sepenuhnya. Sampai nanti bang .. sampai nanti ...
Ini bulan Februari. Tanggal 14. Saya menangis, di sini ... di kamar saya.

tootyee, 5 Februari 2004
Twinie Phie, this story based on your true story. I think I have to made this, not for you, not for me, but for Him, your beloved Ariel. Pray for him. Pray for his love to you. Life so short. Remember that song? If life is so short why won't you let me love you before we run out of time ... He'd did it. In his short life, he gives you his big love. He gives you all the good thing of his life. Then ... if life is so short ... and I cry again!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

tootyee, Feb 04

0 Commenti:

Posta un commento

Iscriviti a Commenti sul post [Atom]

<< Home page