sabato, febbraio 14, 2004

KARENA KUTAU ENGKAU BEGITU

Lantunan lagu Andre Hehanusa dan petikan gitarnya membawa anganku melayang pada sosok Dre. Gadis manis berlesung pipi yang putih dan berjilbab. Manis, Dre memang manis, siapa pun mengakuinya. Hanya orang dungu dan sirik yang berani bilang Dre tidak manis. Aku bersenandung kecil mengikuti lirik lagu romantis akustik itu. .... kuyakin dalam hatiku, kau satu yang kupeluk, kurasa hanya dirimu yang membuat ku rindu ... Yah, aku begitu menyukai Dre. Senyumnya yang ceria, tatapan matanya yang lembut, jilbabnya yang selalu melambai-lambai tertiup angin dan bibirnya yang penuh. Wow, sejuta pesona Dre membuat hatiku terasa dialiri air sejuk.

Aku mengenal Dre pada suatu sore yang basah. Hujan turun membasahi bumi Jogja. Saat itu, aku terperangkap hujan disebuah warnet yang penuh. Tidak disangka, di dekat pintu, berdiri seorang cewek manis berjilbab, Dre. Jilbab hijau pupusnya terlihat kontras dengan kemeja kotak-kotak hijau dan bluejeans. Dia sedang mengantri komputer. Yup, hujan-hujan begini memang paling enak nge-net. Dan warnet yang satu ini adalah warnet favorit anak-anak Jogja. Selain letaknya berada di pusat kota Jogja, fasilitasnya banyak. Full musik dan AC. Selain itu aksesnya lancar dan cepat. Senyum manis Dre saat bersirobok denganku membuat hatiku bagai disiram air es. Entah siapa yang memulai, kami kemudian berkenalan dan cepat akrab. Selain Dre cewek supel yang selalu bisa mengudang percakapan seru, Dre juga lucu dengan tebakan-tebakan konyolnya.

Sejak hari itu setiap malam tiba aku jadi gelisah. Aku selalu berkhayal dan bermimpi, seandainya Dre menjadi milikku. Jantungku berdebar keras bila memori ini mulai bermain dengan bayang-bayang Dre, Inikah cinta? Sungguh. Kalau tidak meng-smsnya sekali saja, hatiku jadi tak karuan. Meskipun sms-ku itu nampak dibuat-buat. Misalnya hanya menanyakan sudah makan Dre? Ga kuliah hari ini? Pakai jilbab berwarna apa hari ini? Dan pertanyaan-pertanyaan basi lainnya. Namun Dre selalu dengan baik hati membalas sms-smsku itu. Mengingat sebagai seorang pegawai rendahan pada perusahaan yang bergerak di bidang percetakan, maka aku harus bisa menghemat pulsa. Tapi dorongan kuat dari dalam hati tentu tidak bisa kutahan.

Apa yang kutunggu? Kalau memang cinta, nyatakan saja toh. Namun aku masih ragu untuk menyatakan cinta. Bingung harus bagaimana bersikap. Well, ketakutan terbesar dari seorang pria adalah ditolak cewek bila ditembak. Apa yang harus kukatakan bila dia menolakku? Aku memang menikmati rasa-rasa indah yang tumbuh di hatiku, masih menikmati keadaan yang sekarang berjalan. Saling sms, saling tanya kabar. Lebih dari itu aku pengen, tapi belum tau cara tepat untuk menyatakannya. Bingung rasanya. Dre, dengan sejuta pesonanya telah menjerat hatiku tanpa ampun.

***

Siang ini aku disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk. Banyak surat dan artikel yang harus segera kuselesaikan. Fiuh ... bosan juga rasanya duduk seharian dari pagi jam tujuh hingga jam satu siang ini. Perutku sudah minta di isi. Aku teringat Dre. Sudah makan kah cewek manis itu? Ah, ingin rasanya bertemu, namun apa daya, tugas-tugas ini begitu mengekangku. Tiba-tiba hpku berbunyi, sms masuk. Kubaca segera, siapa tau berita penting. Dan hampir saja aku terlonjak, dari Dre! Mas Adji, sore nanti ada acara?-Dre. Aku segera membalas, Ga ada acara tuh, napah?-Aku. Dre mau cari jilbab, tapi ga ada yang temenin-Dre. Oh, boleh, jam 4 mas jemput ke kost yah.-Aku. Oke, jam 4 Dre tunggu-Dre. Oh my God, apakah ini berarti jalan telah terbuka untukku? Dre kan bisa saja meminta salah satu penghuni kost untuk menemaninya, tapi justru aku yang dipilihnya. Segera kuselesaikan semua tugas ini dengan penuh semangat. Tak kuhiraukan perutku yang terus bernyanyi sejak tadi.

Jam 3 lewat 30 menit aku akhirnya terbebas juga dari kerjaan. Pamit pada bos dengan alasan belum makan, aku melesat ke kost-an Dre dengan skuter kebanggaanku. Sesampai di sana Dre telah menunggu. Senyuman manis dan jilbab biru yang melambai-lambai menyejukkan hatiku.
"Assalamualaikum ..." Dre menjawab salamku. Tak menunggu lama, Dre kemudian telah kubonceng ke daerah pertokoan busana muslim. Kuikuti kemana pun langkahnya terayun. Mengubek-ngubek toko busana muslim. Namun apa yang dicarinya belum ketemu juga. Perutku semakin keroncongan. Dre rupanya menyadari hal ini, dia menatapku iba.
"Mas Adji dari kantor langsung jemputin Dre yah? Aduh, maaf ya mas ngerepoti. Kita makan dulu yuk kalau begitu." fiuh, syukurlah Dre memiliki hati sebaik ini. Thanks God! Kita menuju salah satu warung pinggir jalan yang cukup bersih. Aku makan dengan lahap, sedangkan Dre hanya menyeruput jus advokad. Selesai makan kita tidak jadi melanjutkan niat mencari jilbab. Dre beralasan tidak ada jilbab yang dicarinya.

"Mas Adji pasti marah ya ... sudah capek-capek kerja, malah nganterin Dre cari jilbab. Eh, yang dicari malah ga ketemu-ketemu ..." ujar Dre setelah dia kembali berada di boncengan skuterku. Aku menggeleng. Justru sore ini adalah sore terindah bagiku. Aku bisa menemaninya, membuntutinya kesana kemari dan menghirup aroma Dre yang lembut. Hadiah terindah setelah capek bekerja, sungguh.
Kuantar dia kembali ke kost dengan janji saling sms. Aku kembali ke rumah dengan perasaan senang, rasanya tak ingin semua ini berakhir. Rasanya ingin Dre berada dalam boncenganku selamanya. Hanya pada Dre rasanya aku bisa setotal ini mencinta.

Aku berani membiarkan cinta ini tumbuh dan berharap karena setauku Dre belum memiliki cowok. Bila saja dia telah punya cowok, aku akan mundur dengan pasti. Tidak akan meng-sms dirinya bahkan tak berani rasanya aku sekedar membayangkannya. Namun kesendiriannya dan kesendirianku membuat aku berani membiarkan cinta ini tumbuh dengan bebasnya, mengisi relung hatiku yang paling dalam dan merasakannya tumbuh subur kian harinya.

***

Aku terduduk lesu di depan komputer kerja. Menatap layar komputer dengan lesu. Dua hari lagi Valentine. Menilik usiaku yang tidak muda lagi, paling tidak aku sudah bukan abg lagi, sebenarnya tak pantas Valentine menjadi beban di hati. Namun setelah sekian lama aku bermain dengan hati dan pikiranku, aku berniat menyatakan cintaku pada Dre di saat paling romantis dalam setahun ini. Mungkinkah aku berani menyatakannya? Bagaimana?

Cukup sudah .. cukup sudah aku menunggu. Ini lah saatnya aku bicara. Aku sebelumnya memang harus menyiapkan mentalku bila ditolak Dre. Tapi aku yakin, Dre-lah wanita satu-satunya yang akan menjadi sahabat hatiku. Dengan keyakinan itu, aku berniat mencari jilbab untuknya. Jilbab hijau, bukan pink. Kupilih warna hijau, karena saat melihatnya pertama kali dulu, Dre memakai jilbab hijau. .... bila saat nanti kau milikku, kuyakin cintamu, takkan terbagi takkan berpaling .. karena kutau engkau begitu ... karena kutau engkau begitu ... Lirik romantis akustik milik Andre Hehanusa itu kembali terngiang di telingaku ... hingga kupasti menunggu, selama apa pun itu, demi cinta yang kurasakan, yang hanyalah kepadamu, percayalah ku sungguh-sungguh, mengatakan semua, yakinkan hatimu kau milikku .... Terlintas satu ide lagi. Setelah selesai mencari jilbab hijau lembut itu kakiku kuayun ke toko kaset. Lagu lama, susah dicari. Dimana bisa kudapat lagu itu?

Akhirnya aku pulang. Dengan bungkusan jilbab hijau di tangan. Jilbab itu kumasukan ke tas kertas yang berwana hijau juga. Apa hanya itu? Kata-kata, kata yang kira-kira bisa mewakili seluruh, atau separuh cinta ini padanya. Kembali kuingat lirik lagu lama Andre itu. Binggo!!! Aku pun mulai menulis. Dan selesai sudah. Besok, sehari sebelum Valentine aku sudah harus menyerahkan kado ini untuknya. Tidak mahal namun menyiratkan hatiku. Lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali, begitu batinku bicara.

***

Kupencet nomor telepon kost Dre. Kebetulan sekali Dre sendiri yang menerima. Kusampaikan niat untuk ke kost-nya sore itu. Dre dengan senang menunggu. Selepas jam kantor, kupacu skuterku ke kost-nya. Dre lagi lagi telah menantiku di teras kost. Aku tersenyum, kuberi senyum yang paling manis. Dre mengajakku duduk.
"Ada perlu apa nih mas Adji sore-sore pulang kantor langsung ke sini?" tanya Dre setelah kuteguk es teh yang disuguhkannya.
"Mau kasih ini..." kusodor tas kertas hijau, kado Valentine dariku untuknya. Dre sempat terkejut. Binar matanya membuatku ingin memeluknya!
"Tapi, bukanya nanti malam saja yah ... jangan sekarang. Itu kado Valentine buat Dre .." kataku. Bola matanya kembali berbinar. Kupastikan, hatinya pasti berbunga, mimpi seorang cowok!
"Oke, wah... makasih banget ya mas Adji .. aduh Dre bahkan belum membeli kado Valentine buat mas Adji." katanya. Ah Dre, tak usah kado, jawab saja cintaku! Jeritku dalam hati. Ngobrol sebentar aku pamit pulang. Dre mengantarku sampai pagar kost. Aku melambai sebelum memacu skuterku pulang ke rumah.

Malam ini aku tak bisa tidur. Dre, sambutlah cintaku ... jangan biarkan aku merana karena cinta ini. Bolak balik di tempat tidur, gerah. Aku tak bisa tidur! Sedang apa kah Dre? Hampir jam 12 malam dan mataku belum mau terpejam. Sudahkah Dre melihat jilbab hijau itu? Dre, Dre, Dre! Hpku berbunyi, sms masuk. Aku meraih hp dari meja dan membaca. Mas Adji, thx atas kadonya, thx telah membuat Dre berhenti bermimpi-Dre. Hah? Bermimpi? Apa maksudnya? Dre, bangun, ke telepon, mas Adji mau nelpon sekarang-Aku. Aku bangkit, keluar kamar, memencet no telepon kost gadis berlesung pipi itu.
"Assalamulaikum. Dre ..." kataku.
"Wa'alaikumsalam .. ya mas Adji .. makasih yah ... ternyata selama ini Dre tidak bertepuk sebelah tangan ..." aku terlonjak gembira, thanks God! Akhirnya, akhirnya, batinku.
"Dre ... thanks ... ini kado Valentine terindah bagi mas." gitu kataku. Dre tertawa pelan .. mendesah ... Dre, love u sweety!
"Lirik lagunya bagus, Dre punya kasetnya ... tadi Dre dengerin lagi lagu itu. Karena kutau engkau begitu .. ya kan mas?" aku mengangguk, bego, mana tau Dre kalau aku mengangguk?
"Ya ya .. itu lagunya ... oke Dre ... besok malam mas jemput yah?" kataku tak sabar.
"Oke, Dre tunggu besok malam ... " jawabnya dari seberang.
"Love u Dre ..." akhirnya keluar juga kata-kata itu dari bibirku.
"Love u too mas Adji ..." klik. Telepon kututup. Dengan perasaan gembira aku kembali ke kamar, justru aku semakin gelisah. Karena kutau engkau begitu .... Kali ini aku bersenandung ... penuh ...

Kuyakin dalam hatiku, kau satu yang kupeluk
Kurasa hanya dirimu, yang membuat kurindu
Bila saat nanti kau milikku, kuyakin cintamu
Takkan terbagi takkan berpaling ...
Karena kutau engkau begitu, karena kutau engkau begitu

Hingga kupasti menunggu, selama apa pun itu
Demi cinta yang rasakan, yang hanyalah kepadamu
Percayalah ku sungguh-sungguh, mengatakan semua
Yakinkan hatimu kau milikku ...
Karena kutau engkau begitu, karena kutau engkau begitu

Oh .. na na na na

Bila saat nanti kau milikku, kuyakin cintamu
Takkan terbagi, takkan berpaling
Karena kutau engkau begitu, karena kutau engkau begitu
Percayalah ku sungguh-sungguh, mengatakan semua
Yakinkan hatimu kau milikku ...
Karena kutau engkau begitu, karena kutau engkau begitu

Aku jatuh tertidur, pulas dan lelap. Cinta begitu indah. Cinta begitu romantis. Ketakutan cowok bila ditolak cewek sebenarnya tak beralasan. Paling tidak harus mencoba kan? Well, aku bisa bilang begini karena aku telah mengalaminya. Dre, love you. Karena kutau engkau begitu, juga mencintaiku.

tootyee, 3 Feby 2004
Inspiration from Andre Hehanusa - Karena Kutau Engkau Begitu.

0 Commenti:

Posta un commento

Iscriviti a Commenti sul post [Atom]

<< Home page